Diskusi senja di Untirta Episode 2 Ulas buku Menuju Normal Baru

Diposting pada

Untirta, 3 September 2020– Episode 2 diskusi Senja di Untirta diawali dengan keharuan, karena diskusi kali ini tidak dihadiri oleh ketua UPBK Untirta, Hendra Leo Munggaran yang beberapa hari lalu telah meninggal Dunia. Acara pun diawali doa untuk almarhum Hendra Leo Munggaran, salah satu penggagas acara diskusi senja di Untirta.

Diskusi kali ini dilaksanakan secara offline dan online yang disiarkan langsung melalui channel Youtube Untirta TV sehingga bisa pula disaksikan kembali hasil diskusi kali ini. Sebagai moderator, Dr. Rena Yulia, M.H., menyapa para penonton dan secara bergantian menanyakan beberapa topik kepada para narasumber.

Arif Kirdiat yang dikenal sebagai relawan kampung menjelaskan dampak Covid-19 bagi warga kampung. Sebagai sampel, Arif menjelaskan bahwa di Lebak dan ujung kulon banyak yang belum mengetahui apa itu test SWAB, rapid tes, dan lain-lain. Padahal hal tersebut penting sebagai edukasi kepada masyarakat. Selain itu, orang yang berada di perkampungan merasa kesulitan ketika ingin berobat karena jarak dari rumah ke Puskesmas atau rumah sakit cukup jauh. “Rek kumaha berobat, ongkos ojeg na geh mahal”. Tingginya angka perceraian, menjadi salah satu dampak dari covid-19 karena banyaknya warga kampung yang terkena PHK.

Prof. Dr. -Ing Asep Ridwan, menjelaskan bahwa dampak Covid-19 turut memacu cepatnya laju Industri 4.0 di Indonesia. Meski demikian, Asep Ridwan pun tidak menganggap covid-19 ini sebagai berkah, karena lebih banyak kerugian yang dirasakan. Sebagai contoh, Asep Ridwan menerangkan bahwa regulasi yang diberlakukan juga belum menjadi solusi yang tepat untuk saat ini. Peraturan tentang moda transportasi yang mengharuskan jumlah penumpang dibatasi hanya 50%. Di satu sisi, regulasi tersebut merugikan pengusaha atau pemilik moda transportasi karena pemasukannya berkurang. Satu sisi lainnya, ketika biaya atau ongkos transportasi dinaikan, masyarakat pengguna transportasi menjadi dirugikan. “Covid ini memang dilema bagi masyarakat Indonesia”. Sambungnya.

Dekan FISIP Untirta, Prof. Dr. H. Ahmad Syihabudin mengakui bahwa tulisannya di buku “Menuju Normal Baru”, terinspirasi dari disertasi mahasiswanya yang mengulas tentang New Media dalam lingkup demokrasi. New Media di tengah Pandemi ini menjadi bagian yang unik. Semua aktivitas bisa dilakukan dengan bantuan media, termasuk kebiasaannya dalam membeli buku. Semua serba online, termasuk pembelajaran yang dirasa tidak efektif karena kurangnya interaktif dan tidak jarang juga media tersebut “down” saat digunakan. New media akan dirasa aman ketika tidak dibenturkan dengan SARA dan penguasa, karena pada kondisi seperti ini kebenaran akan tertutup oleh komentar negatif dari para netizen dengan penggiringan opini.

Agenda Diskusi Senja akan terus berlangsung kembali pada Kamis (11/9/2020) dengan menghadirkan Dahnil Anzar sebagai jubir Menteri Pertahanan RI. Diharapkan dengan agenda yang dilaksanakan bisa lebih meningkatkan kultur diskusi/inteletualitas kampus Untirta.