Pembekalan KKM, Mahasiswa Untirta Diminta Fokus pada  Sosbud dan Stunting

Diposting pada

Serang – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat (LPPM) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) telah membekali para peserta Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Tematik 2022, Rabu (7/6/2022) di Gedung Auditorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Kampus E Sindangsari, Kabupaten Serang. KKM kali ini mengusung tema “Integrasi Antarlembaga untuk Mendorong Kesejahteraan Masyarakat dan Pembangunan Berkelanjutan. ” LPPM pun mengarahkan para pesertanya berfokus pada permasalahan Sosial Budaya dan Stunting (gagal tumbuh).

Rektor Untirta, Prof. Dr. Ir. H. Fatah Sulaiman, S.T., M.T., memberikan kata sambutan sekaligus membuka acara pembekalan KKM Tematik Gelombang II.

“Bapak ibu sekalian, yang akan berangkat tentu sudah dibekali value kita ‘JAWARA’, yaitu karakter Banten, haus akan ilmu, legaliter, dan produktif. JAWARA itu adalah Jujur, Adil, Wibawa, Amanah, Religius, Akuntanbel, maka yang akan ditebar di kabupaten/kota itu insy Allah sudah memahami karakter JAWARA tadi. Allhamdulilah, Untirta dari waktu ke waktu sudah bertumbuh kewibawaannya. Hal ini terlihat dari tracking Untirta ranking dunia, dipantau oleh perankingan dunia universitas yang memiliki kretivitas dan inovatif yang berdampak pada perbaikan masyarakat sekitar dan hal ini masuk dalam rangking 5 nasional. Kita putuskan maka 1054 peserta ini akan bergerak di masyarakat, masyarakat mendapatkan dampak positif, saya kira itu amanat, mudah – mudahan karya dari 1054 yang akan disebar, saya pantau tulisan-tulisannya. Terima kasih kepada LPPM dan Tim, akhirnya mari kita buka pelepasan KKM Reguler, pembekalan ya, beserta KKM Reguler Tematik kedua 2022 dengan membaca Basmallah, dengan demikian agenda hari ini resmi dibuka,” sambut Fatah.

Ketua LPPM, Rusmana, menegaskan bagi peserta KKM Gelombang II untuk membuat program yang memfokuskan kepada masalah sosial budaya dan stunting, bukan masalah Infrastruktur di desa mereka tempatkan nanti.

“Itu pemberdayaan masyarakat tadi pendekatannya, kenapa, pengetahuan, pemahamanan (masyarakat-red) melalui transformasi informasilah istilahnya dari berbagai hal, oleh sosbudlah disingkatnya ya. Nah, kenapa infrastruktur (tidak diperbolehkan), karena definisinya pun kadang-kadang tidak sepaham, memahami infratruktur tuh diantara mahasiswa tuh, sementara infrastruktur tuh butuh biaya, sekecil apapun, nah nanti ada tafsir mahsiswa iuran itu, sementara waktu juga terbatas itu, jadi yang dimaksud tuh kalau kita (peserta KKM) yang menyediakan modal itu, jadi mending program-program yang memang bisa kita tanggung jawab langsung, bisa dilaksanakan langsung, kayak tadi contoh sosial budaya. Termasuk sekarang stunting itu ya dari berbagai sisi bisa lewat pendekatan itu,” tegas Rusmana.

Salah satu peserta KKM, Hafidzha Dwi Andiany menawarkan program kerja seperti yang sudah diarahkan oleh pihak LPPM terkait sosialisasi stunting.

“Program yang akan ditawarkan tentunya akan sesuai dengadengan penyampaian materi terkait dengan sosialisasi stunting nanti akan berhubungan dengan itu dan masih banyak lagi baru mau akan dibahas bersama kelompok setelah pembekalan ini,” ucap Hafidzah.

Hafidzah berharap kedatangan kelompoknya dapat disambut baik oleh masyarakat setempat.

“Semoga proker kami ke depan dapat berjalan lancar dan dapat sambutan antusias dari warga setempat tentang kedatangan kami sebagai mahasiswa,” harap Hafidzah.

Perlu diketahui, Untirta melaksanakan Pembekalan KKM ini secara hybrid yang diikuti dengan jumlah peserta sebanyak 1054 peserta, dan telah menerapkan protokol kesehatan dalam penyelenggaraanya.(Owe/HI/AAP/VDF)