SERANG – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Republik Indonesia bersama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) kembali membuka kesempatan kepada mahasiswa/i terbaik Indonesia untuk mengenyam pendidikan di salah satu dari 73 perguruan tinggi terbaik yang tersebar di 31 negara melalui program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). Hal ini disosialisasikan melalui “Untirta IISMA 2022 Preparation Program” yang difasilitasi oleh Pusat Layanan Internasional (PELITA) Untirta pada Kamis, 10 Februari 2022 kepada para pimpinan, dekan, wakil dekan, dosen, dan mahasiswa Untirta dan beberapa perguruan tinggi lainnya seperti Uniba, Unsera, Unbaja, dan UNMA secara daring melalui aplikasi zoom.
“Mahasiswa yang tergabung di program IISMA akan belajar di prodi lain dan mengambil mata kuliah yang tidak ada di kurikulum pada prodi yang mahasiswa ambil saat ini,” Terang Head of IISMA Program, Dr. Eng. Ir. R. Rachmat A. Sriwijaya, S.T., M.T., D.Eng., IPM., ASEAN Eng. “Kampusnya pun berbeda karena mahasiswa akan belajar di perguruan tinggi terbaik di luar negeri yang memiliki pengalaman mengelola mahasiswa internasional.” Lanjutnya.
Rachmat menekankan bahwa IISMA bertujuan menciptakan pemimpin global yang mampu bersaing di dunia kerja internasional, sehingga peserta dipastikan memperoleh pengalaman nyata di negara tujuan, bukan belajar jarak jauh secara daring. “Program IISMA ini bukan program online, tapi offline karena kami ingin Anda merasakan berada di lingkungan baru yang belum Anda kenal.” Ucapnya.
Peserta IISMA didorong untuk tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga melakukan eksplorasi di negara tujuan agar dapat mempelajari dan membiasakan diri dengan kebudayaan masyarakat setempat. Oleh karena itu, jumlah mata kuliah yang dapat diambil oleh peserta IISMA pun disesuaikan dengan mahasiswa setempat, yakni 3-4 mata kuliah saja dari 20 mata kuliah yang ditawarkan.
“Berdasarkan survey dan observasi, (porsi) belajar mahasiswa normal (di luar negeri) adalah 4 matkul, sehingga kita memberikan bobot yang sama dengan mahasiswa lokal di sana. Anda harus menyediakan energi Anda untuk mengeksplor kota, tidak hanya belajar di kelas.” Jelasnya.
Metode yang digunakan dalam program IISMA adalah pengakuan atau rekongnisi, bukanlah konversi atau alih kredit yang kerap dilakukan dalam program pertukaran pelajar lain. “Selama ini kita mengenal konversi kredit, tapi IISMA memakai pengakuan atau rekognisi. IISMA tidak akan menggunakan kalkulator akademik dan tidak memikirkan (mata kuliah yang dipilih) akan masuk ke mata kuliah mana (yang setara dengan kurikulum perguruan tinggi asal).” Rachmat menerangkan. Dengan demikian, mata kuliah yang diambil oleh mahasiswa di perguruan tinggi tujuan akan dicantumkan apa adanya pada transkrip nilai dengan bobot sebesar 20 SKS meskipun mata kuliah tersebut tidak ada pada kurikulum perguruan tinggi asal. “Kalau mata kuliah itu bapak ibu gantikan dengan mata kuliah yang sudah ada di kurikulum, maka tidak ada bedanya mahasiswa yang ikut IISMA dengan mahasiswa yang belajar di kampus asal.” Tegasnya.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Pengembangan Inovasi, Pengabdian, dan Hilirisasi Riset, Dr. H. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si menyambut baik sosialisasi IISMA yang dinilainya penting untuk memberi pembekalan kepada mahasiswa yang berkeinginan dan berminat besar. “Ini program yang sangat baik yang diprogramkan oleh Kemdikbud sebagai bagian dari MBKM yang lebih luas, tidak hanya level nasional tetapi internasional. Pengalaman belajar yang akan didapat oleh mahasiswa tentunya berharga.” Ungkapnya.
Agus pun mengingatkan para mahasiswa untuk mempersiapkan diri dengan matang apabila berminat berpartisipasi dalam program ini. “Program ini tidak serta-merta bisa dengan mudah dilaksanakan. Ada persiapan-persiapan yang perlu dilaksanakan, termasuk pada pagi hari ini yaitu sosialisasi mengenai apa itu IISMA, bagaimana agar dapat diterima, dan apa yang harus dipersiapkan ketika sudah menjadi peserta. Persiapan yang paling penting adalah persoalan Bahasa Inggris yang bisa direpresentasikan dengan nilai TOEFL atau IELTS. Kemudian, persiapan akademik lainnya dan kesiapan mental juga.” Pesannya.
Revina Dea Nanda, satu-satunya mahasiswa Untirta yang lolos program IISMA tahun 2021 turut berbagi pengalaman ketika melaksanakan program di Irlandia. Ia menceritakan bahwa terdapat berbagai aktivitas menarik yang tidak ia temui di perguruan tinggi di Indonesia.
“Saya lolos di National University of Ireland, Galway. Selama itu saya mengambil 3 mata kuliah. Jadi kita bisa mengambil matkul lintas jurusan. Saya sekelas dengan mahasiwa dari Jerman, Spanyol, Italia, dan lainnya dan bisa juga masuk ke kelas regular yang mahasiswanya (warga) Irlandia.” Ceritanya.
Menurutnya, urusan perut adalah tantangan yang paling besar selama berkuliah di Irlandia, sehingga ia perlu memasak bahan makanannya sendiri untuk memastikan kehalalannya. “Kehidupan di sana sulit-sulit gampang karena makanan Indonesia tidak banyak dijual di sana, jadi kita harus pintar mencari bahan makanan yang halal dan mengolahnya sendiri.” Kisahnya.
Program IISMA yang pertama kali diselenggarakan pada tahun 2021 ini tercantum sebagai salah satu dari sembilan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan oleh Menteri Nadiem Anwar Makarim. Oleh karena itu, IISMA memiliki kedudukan legal dan kuat karena diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 74/P/2021 tentang Pengakuan Satuan Kredit Semester Pembelajaran Program Kampus Merdeka. Pendafataran IISMA 2022 akan dibuka mulai tanggal 1 Maret 2022 hingga 31 Maret 2022. Mahasiswa yang ingin mempelajari lebih dalam tentang IISMA dapat mengunjungi laman resmi https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/km/IISMA atau akun Instagram @IISMA_RI
Turut hadir pada acara sosialisasi ini Dr. Udi Samanhudi M.Pd selaku Kepala Pelita Untirta, Eko Supriyanto, S.Kom., MM., M.Ak selaku Sub Koordinator Program, Partnership dan Adm UPT Layanan Internasional Untirta, para dekan dan wakil dekan fakultas, para kordinator dan sub kordinator, para kepala UPP dan UPT, para ketua jurusan dan program studi, serta mahasiswa di lingkungan Untirta dan sejumlah perguruan tinggi lainnya di Banten. (Humas – SAC / AAP / VDF / RJ)