Workshop Buku Ajar Untirta Press di Prodi Gizi Universitas Tadulako

Diposting pada

Tadulako-Direktur Untirta Press, Firman Hadiansyah, diundang oleh Program Studi Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Tadulako, untuk menjadi narasumber buku ajar para dosen. Di dalam kesempatan itu, Firman menjelaskan bahwa ada dua hal yang menjadi alasan baginya untuk tidak mungkin menolak undangan tersebut.

“Pertama, Untirta punya hutang budi kepada Universitas Tadulako yang salah seorang dosennya, Prof. Rahman Abdullah, pernah memimpin Untirta dengan manajerial yang sangat baik. Kedua, buku ajar merupakan produk literer yang sudah seharusnya diproduksi oleh dosen-dosen sehingga memperkaya khazanah literasi di Indonesia,” ungkapnya.

Sebagai pegiat literasi, Firman juga menjelaskan bahwa dosen-dosen harus menjadi bagian dari pemantik atmosfer literasi di lingkungan kampus di tengah problematika literasi di Indonesia yang terus mengemuka.

Pada pembukaan workshop tersebut, Herman, selaku Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan Fakultas Kesehatan Masyarakat mengungkapkan kebahagiaannya. Ia berharap ajang ini bisa melahirkan buku ajar yang bernas. Selain memperkuat pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU), workshop buku ajar juga dapat menguatkan kualitas pembelajaran.

“Workshop buku ajar sebagai rangkaian Dies Natalis Prodi Gizi yang ke-5 harus dijadikan momentum meningkatkan kualitas,” ujarnya.

Herman juga menjelaskan bahwa dua bulan lalu, Prodi Gizi mendatangi Untirta dan menandatangani nota kerja sama antarlembaga.

Di dalam workshop tersebut, Firman memaparkan terkait hal-hal teknis di dalam penyusunan buku ajar. “Di Perguruan Tinggi, ada beberapa jenis buku yang dipakai, mulai dari buku referensi, monografi, buku ajar, hingga modul. Kita harus memahami jenis-jenis serta karakternya agar tujuan penyusunan menjadi lebih jelas dan terarah,” paparnya.

Kemudian untuk mengaplikasikan silabus ke dalam buku ajar, Firman menjelaskan bahwa ada dua motif atau pola buku ajar yaitu hirarkies dan prosedural. “Pola ini akan diaplikasikan dengan catatan penulis buku memahami karakteristik mata kuliah yang diampunya,” jelasnya.

Firman juga menyinggung terkait tujuan dari penyusunan buku ajar. “Domain dari buku ajar adalah untuk dijadikan bacaan primer bagi mahasiswa sehingga kita sebagai penulis buku harus memahami karakter dan gaya belajar mereka.

Di akhir workshop, Firman membuka peluang bagi para dosen yang hendak diterbitkan bukunya di Untirta Press. “Dengan begitu, kerja sama antara Untirta dan Untad lebih konkret dan berkelanjutan,” pungkasnya.(HI/AAP/VDF)