Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UNTIRTA mengadakan Annual International Seminar on English Language Teaching (AISELT) ke 6 secara daring pada 25 September 2021 dari pukul 08.30 hingga 16.30 WIB. Dr. Siti Suharsih, M.Pd selaku ketua panitia menyampaikan bahwa AISELT ke enam ini mengusung Tema ELT in Globalized World: Boundaries and Challenges dengan menghadirkan Pembicara Kunci Duta Besar Irlandia untuk Indonesia, HR. Mr. Padraig Francis, dan empat Pembicara Pleno: Prof. Anna Chesnokova, Direktur Pusat Linguistic Universitas Grinchenko Kyiv Ukrania; Dr. Aiswaria Patil dari Queen’s University Belfast UK; dan Dr. Waneesh Kaseh dari Univerisitas Tripoli Libya. Tahun ini, AISELT dihadiri oleh 149 peserta dan 29 pemakalah yang berasal dari berbagai Universitas Nasional dan Universitas Luar negeri. Dibuka secara resmi oleh Rektor UNTIRTA Prof. Dr. Fatah Sulaiman, S.T., M.T, dalam sambutannya Prof. Fatah mengharapkan acara seminar internasional ini dapat secara konsisten berkontribusi terhadap peningkatan diseminasi ilmu pengetahuan khususnya bagi pendidikan Bahasa Inggris di Banten.
Seminar dibagi menjadi 3 sesi. Sesi pembicara kunci dan plenary sesi satu pada pagi hari dilanjutkan dengan sesi presentasi dari pemakalah, dan sesi pleno dua pada pukul 14.00 hingga 16.00. Di sesi pembicara kunci Mr. Padraig Francis, berbagi pengalaman dan wawasannya sebagai Duta Besar yang telah menjalankan tugas diplomatik di berbagai negara. Sir Padraig menekankan pentingnya penguasaan Bahasa Inggris sebagai Bahasa global dan penguasan Bahasa lokal. Bahasa Inggris adalah alat bagi kesempatan-kesempatan karena Bahasa Inggris adalah Bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi, Bahasa Kepariwisataan, Bahasa Perdagangan dll, dengan menguasai Bahasa global ini kesempatan akan lebih banyak terbuka. Tapi dalam hal diplomatik, Bahasa lokal atau Bahasa yang digunakan oleh penduduk suatu negara harus juga hal yang harus dikuasai untuk keberhasilan berkomunikasi secara diplomatis.
Di sesi pleno, setiap pembicara memaparkan isu-isu menarik yang bereda dan komplementer dari kontek Bahasa Inggris dan pendidikan Bahasa Inggris. Di sesi pagi, Anton menyampaikan lensa pengalaman sebagai lulusan Pendidikan Bahasa Inggris yang berprofesi di luar lingkup pendidikan. Anton menekankan bahwa lulusan Pendidikan Bahasa Inggris juga bisa dan sangat terbuka berkerja dan berkarir di bidang lainnya, seperti di dunia jurnalistik, yang terpenting intinya jika kita ada di dunia yang baru, kita harus terus mau belajar dan tidak berhenti belajar. Di sesi pleno dua, Prof. Anna membahas mengenai tradisi dan tantangan dari Pembelajaran Bahasa Inggris dalam konteks Budaya khususnya di abad 21 dan di era pandemi covid dan pasca covid. Selanjutnya, Dr. Aishwarya, mempresentasikan tentang isu Motherhood dan Peningkatan karir Wanita dalam Profesi. Di profesi apapun, termasuk profesi guru, pada saat seorang wanita menjalankan peranan ganda; menjadi ibu dan wanita selalu terjadi kondisi “Tarik tambang” dimana negosiasi antara perannya sebagai seorang ibu dan wanita karir. Dr.Aishwarya menyatakan pentingnya fleksibilitas dalam hak dan tanggungjawab serta dukungan lingkungan sekitar untuk membantu kesuksesan wanita menjalankan peranannya. Menutup sesi plenary, Dr. Waneesh memaparkan pengaplikasiaan Analysis Wacana Kritis teradap Wacana Politik.