Ada yang berbeda pada peringatan Dies Natalis ke-39 Untirta. Selain kegiatan lomba-lomba antar unit, pada puncak Dies Natalis yang diselenggarakan di pelataran halaman Rektorat, diadakan dua bedah buku sekaligus. Buku pertama berjudul “Dua Dasawarsa Pembentukan Provinsi Banten” yang diulas oleh Rektor Untirta, Fatah Sulaiman, dan buku kedua berjudul “Sketsa untuk Untirta” yang ditulis oleh 21 alumni dan mahasiswa Untirta.
Pada ulasan buku, Fatah Sulaiman merespons baik atas penerbitan buku HUT Banten itu karena selain para penulisnya cukup apik dan membahas secara holistik dan komprehensif tentang Banten, juga ada para akademisi Untirta yang turut andil. Fatah berharap buku ini menjadi bagian penting dalam pembangunan di provinsi Banten. Selain itu, sebagai Rektor Untirta, ia juga mengapresiasi buku “Sketsa untuk Untirta” yang merupakan kado Dies Natalis. Ia berharap agar peluncuran buku setiap Dies Natalis menjadi sebuah kebudayaan baru di Untirta.
Pada kesempatan itu, Vivi Intan Pangestuti, Mahasiswa semester tiga Jurusan Bahasa Indonesia FKIP yang penyandang difabel, didaulat untuk menjelaskan proses kreatifnya dalam penulis. Di dalam tulisannya ia mengatakan bahwa kendati tidak bisa melihat, teman-teman di kampus selalu ikut membantu dan ia merasa bangga menjadi mahasiswa Untirta. Pada momen Dies Natalis ini, di dalam tulisannya Vivi berharap agar kampus menyediakan perpustakaan untuk difabel netra.
Kemudian ia menuturkan bahwa ketika menulis, ia memanfaatkan HP untuk menulis. “Kenapa tidak memakai laptop?” Tanya Rena Yulia yang ditunjuk menjadi moderator. “Saya belum punya laptop dan HP lama ini yang saya miliki,” ucap Vivi polos.
Mendengar hal itu, Dase Erwin Juansyah yang menjabat sebagai Dekan FKIP Untirta secara spontan mengapresiasi Vivi. Sambil berkaca-kaca ia mengatakan bahwa Vivi memang memiliki keterbatasan tetapi ia adalah mahasiswi yang rajin. “Saya tahu Vivi. Dia anak yang cerdas. Untuk menopang kegiatan menulis, saya akan memberikan laptop untuk Vivi,” ucapnya sambil sedikit terisak. Sontak para peserta diskusi bertepuk tangan ikut terharu.
Tak sampai disitu, Rektor Untirta juga ikut mengungkapkan kebahagiaannya. “Hari ini saya bahagia karena ada mahasiswa yang rajin menulis. Untuk itu saya menghadiahkan HP,” ucap Fatah Sulaiman sambil tersenyum. Di akhir diskusi, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Suherna, menanyakan apakah Vivi sudah dapat beasiswa. “Saya belum dapat Pak,” ujarnya. Mendengar itu, Suherna menjanjikan akan mengurus beasiswa.
Orang Tua Vivi yang turut mendampingi meneteskan air mata. Sehari-hari orang tua Vivi memang hidup sederhana. Ia berjualan mie ayam di daerah Cilegon. Mendengar para pejabat kampus mengapresiasi Vivi, ia sangat berterima kasih. “Vivi dari dulu memang semangat ingin kuliah. Dia juga suka menulis. Alhamdulillah Vivi bisa menunjukan kegigihannya. Atas nama orang tua, saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Untirta, semoga Untirta menjadi kampus terbaik,” pungkasnya.