Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menggelar sidang terbuka senat dalam rangka perayaan Dies Natalis ke-37 yang berlangsung di ruang Auditorium gedung B kampus Pakupatan kota Serang (01/10/18).
Sidang dibuka oleh Ketua Senat Untirta DR. H. Fatah Sulaeman, ST., MT, dihadiri oleh para guru besar, anggota senat, unsur pimpinan struktural Untirta, dosen, tenaga kependidikan, dharma wanita, mahasiswa dan pengurus ikatan alumni Untirta.
Setelah dibuka oleh ketua senat, acara dilanjutkan dengan pembacaan pidato oleh Rektor Untirta Prof. DR. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, pada kesempatan tersebut beliau menyampaikan sejarah Untirta yang tepat pada tanggal 1 Oktober 1981, 37 tahun yang lalu merupakan tonggak sejarah lahirnya Untirta, dimulai dengan berdirinya sekolah tinggi ilmu hukum, kemudian sekolah tinggi teknik, sekolah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan, tiga sekolah tersebut diusulkan menjadi Universitas Tirtayasa, dalam perkembangannya selanjutnya berdiri fakultas ekonomi, fakultas pertanian dan terakhir fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, serta pada tanggal 19 maret 2000 berdasarkan keputusan Persiden Indonesia Untirta menjadi Universitas negeri. Beliau menerangkan esensi peringatan Dies Natalis ini adalah melakukan muhasabah, perenungan diri untuk melakukan instropeksi diri, sehingga kita dapat menilai perjalanan kita, mengetahui mana yang telah meningkat, mana yang masih stagnan dan mana yang masih menurun, selain itu dengan muhasabah bisa merancang dan sekaligus melangkah bersama untuk melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan di masa yang akan datang. Beliau memaparkan beberapa prestasi dan pencapaian yang telah dilakukan diantaranya dalam bidang penelitian Untirta telah memiliki hak kekayaan intelektual sebanyak 42 karya dan 23 karya kekayaan intelektual jenis paten, 131 karya ilmiah tersitasi nasional maupun internasional, 227 karya ilmiah terindeks scopus, peringkat ke 88 perguruan tinggi terbaik versi Kemeterian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), dalam bidang pengabdian kepada masyarakat Untirta rutin melakukan kuliah kerja mahasiswa umum, tematik dan revolusi mental dibeberapa wilayah Banten, dalam bidang kemahasiswaan pada tahun akademik 2018 Untirta memberikan beasiswa kepada para mahasiswa/i-nya dengan total jumlah keseluruhan 3910 mahasiswa, mahasiswa Fakultas Hukum, Maesaroh memperoleh medali emas pada olahraga lompat jangkit Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) 2018 dan peringkat ke-8 pada Asian Games ke-18 di Jakarta baru-baru ini, serta masuk pelatnas untuk olimpiade Tokyo 2020, pada bidang dosen dan tenaga kependidikan Untirta dalam pelaksanaan tridharma perguruan tingginya didukung oleh 545 orang dosen dengan rincian 10 orang guru besar, 180 orang doktor, 380 orang magister, adapun untuk tenaga kependidikannya berjumlah 279 orang, Untirta juga mengirimkan 21 orang dosen untuk kuliah di luar negeri ke beberapa negara di eropa dan asia seperti Jerman, Belanda, Inggris, Jepang, Perancis dan Malaysia, dalam bidan g sarana prasarana, Untirta akan membangun kampus baru di Sindang Sari sebanyak 11 gedung di atas tanah seluas 12 Ha. Pada akhir katanya beliau berharap semoga capaian yang telah dilakukan memberikan dampak positif terhadap pencapaian visi dan misi Untirta, yang direncanakan mudah-mudahan diberikan kemudahan oleh Allah SWT.
Acara dilanjutkan dengan orasi ilmiah oleh DR. Asih Mulyaningsih, M.Si yang menyampaikan tentang model dan strategi pemberdayaan petani padi, jagung dan kedele dalam perspektif gender di Provinsi Banten, menurut penelitiannya kelompok petani di Banten pendekatannya adalah berdasarkan kepala keluarga, jadi jika membicarakan petani perempuan tidak dilibatkan dalam kepengurusan formal kelompok petani, sehingga walaupun petani perempuan ikut melakukan usaha tani seperti pembibitan, penyemaian, pemanenan tidak dilibatkan dalam penyuluhan pertanian dari penemuan tersebut dirinya mengusulkan 3 model dan strategi untuk pemberdayaan petani supaya ketahanan dan swasembada pangan bisa terwujud diantaranya model dan strategi kelompok tani yang anggotanya hanya berjenis kelamin laki-laki saja, kedua model dan strategi kelompok tani yang anggotanya hanya berjenis kelamin perempuan saja, pada model ini dirinya menemukan banyak petani perempuan yang melakukan usaha tani pada bidang pembibitan, maka penyuluhan pun difokuskan pada pembibitan dan ketiga model dan strategi kelompok tani yang anggotanya terdiri dari laki-laki dan perempuan, pada model ini partisipasi para petani dalam penyuluhan dan usaha tani harus ditingkatkan dengan baik, sebelum melakukan usaha tani perlu dilakukan perencanaan yang baik, pelaksanaan dan evaluasi.
Sidang terbuka dilaksanakan secara khidmat dan tertib serta diakhiri dengan doa bersama.