Pascasarjana Untirta yang sedang menghadapi perubahan terus mempersiapkan diri jelang adanya kemungkinan masa transisi pengelolaan program studi yang akan diambil alih oleh fakultas masing-masing. Para pimpinan pascasarjana, pimpinan Prodi S3 dan S2 melakukan pertemuan dengan Rektor Untirta beberapa waktu lalu.
Saat memberikan arahan, Direktur Pascasarjana Untirta, Dr. H. Aan Asphianto, S.Si., S.H., M.H., menegaskan, isu perpindahan prodi ke fakultas ini harus disiapkan sarana dan infrastruktur, kemudian dosen dan juga tenaga kependidikan untuk pelayanan. Ia juga menyoroti pelaksanaan kuliah kemudian penerimaan mahasiswa baru, apalagi biasanya mahasiswa baru Pascasarjana datang dari berbagai lapisan seperti wali kota, polisi, jaksa, kepala dinas, kepala sekolah dan juga fresh graduate yang baru selesai jenjang S1.
Jajaran pimpinan Pascasarjana Untirta yang sudah melakukan knowledge sharing di kampus Sekolah Pascasarjana Universitas Diponegoro juga telah mendapatkan banyak informasi penting perihal monodispilin dan multidispilin ini. Pimpinan dari Sekolah Pascasarjana Undip, Dr. RB. Sularto, S.H., M.Hum., mengatakan, proses dan transisi implementasi monodisiplin dari pasca ke fakultas membutuhkan waktu yang lama, sekitar tiga tahun. Sebelumnya, Pasca Undip memiliki hampir 50 Program Studi S2 dan S3 saat itu, harus memindahkan sebagian besar Prodi mereka ke Fakultas dan kini kurang lebih hanya tersisa hanya enam prodi yang multidisplin saja di Sekolah Pascasarjana.
Wakil Dekan 1 Sekolah Pascasarjana Undip, Prof. Dr. Hadiyanto, S.T., M.Sc., I.P.U., mengatakan, yang dipindah adalah akademiknya terlebih dahulu seperti perkuliahan namun administrasi, keuangan dan sumberdaya masih dikelola Pasca dan butuh transisi lama sambil bertahap karena proses jelas membutuhkan banyak waktu.
Kaprodi Magister Ilmu Hukum Untirta, Dr. Azmi, S.Ag., S.H., M.H. juga memberikan pendapatnya yang cukup menarik. Menurutnya, secara substansi dan empiris, beliau ingin melindungi mahasiswa secara pelayanan, karena apabila pelayanan sudah transisi menuju fakultas maka mahasiswa tersebut harus sudah terdaftar di fakultas. Apabila administrasi awal mahasiswa angkatan lama di pascasarjana maka harus dihabiskan pelayanan akademiknya di pascasarjana. Perihal administrasi baiknya dihabiskan sampai selesai di program pascasarjana baru pindah ke fakultas.
Rektor Untirta, Prof. Dr. H. Fatah Sulaiman, S.T., M.T., memberikan wejangannya mengenai isu ini. Ia merasa harus merespons isu tetapi namun dengan cara yang komprehensif. Informasinya harus lengkap dari berbagai perspektif dari teman-teman di fakultas yang sudah melakukan benchmarking ke berbagai tempat. Namun yang jelas, ke depannya, jika melihat animo dari rencana proposal-proposal yang diajukan itu akan memiliki jumlah program studi yang jauh melampaui fakultas manapun di Untirta. Jadi ini potensinya dan harus dipikirkan bagaimana prodi ke depannnya. Itulah mengapa harus diatur ada monodisiplin, ada multidisplin ke depannya.
Menurutnya, Fakultas yang akan mengelola S2 dan S3 monodispilin harus berani menandatangani pakta integritas. Jadi ini bukan hanya tentang sharing dan pemindahan atau pengambilalihan. Ini dilakukan agar kualitas pelayan tetap terjaga. Monodisiplin dan multidisiplin ini adalah persiapan sebagai jalan keluar agar prodi di pascasarjana kita saat overload nanti akan ada tampungannya bisa digeser ke fakultas yang tentu saja dengan pakta integritas tadi. Kemudian nanti mahasiswa S2 dan S3 bisa memanfaatkan fasilitas di kampus Pakupatan, tapi juga di fasilitas kampus Sindangsari.
Mengawal proses pengesahan peraturan monodisiplin dan multidisiplin dari Rektor, Pascasarjana Untirta terus berbenah. Tentu saja tujuannya adalah meningkatkan kualitas akademik dan juga fasilitas serta pelayanan bagi mahasiswa S2 dan S3 sekaligus untuk calon pendaftar PMB Tahun Akademik 2022/2023 mendatang.
Baru-baru ini, ada dua momen yang patut disoroti. Pertama, adalah pemberian apresiasi untuk kinerja prodi terbaik diberikan pada acara Workshop Evaluasi Kinerja Prodi S2 dan S3 Berbasis Borang Akreditasi 9 Standar yang diselenggarakan awal tahun 2022 ini.
Program Studi Magister Ilmu Komunikasi, Magister Teknik Kimia dan Program Doktor Pendidikan terpilih sebagai prodi dengan kinerja terbaik pertama, kedua dan ketiga pada Audit Mutu Internal Semester Ganjil Tahun Akademik 2021/2022 Pascasarjana. Magister Ilmu Komunikasi mendapatkan skor total 70,23 setelah penilaian yang mencakup total 28 indikator yang mengacu LKPS 4.0 dari BAN-PT. Sedangkan Magister Teknik Kimia mengumpulkan skor 66,00 dan Program Doktor Pendidikan mendapatkan skor 57,40.
Kedua, adalah langkah Pascasarjana Untirta melakukan perpindahan secara bertahap dari gedung C Kampus Untirta Pakupatan menuju Gedung Kartiwa Suriasaputra yang merupakan Gedung Rektorat Lama sebelum pindah ke kampus utama Sindangsari saat ini. Sebab, sama-sama kita tahu, Gedung Kartiwa terbilang sudah minim kegiatan terutama di Lantai 1 yang sebelumnya dihuni oleh BAKP dan BUKK.
Sesuai rencana, perpindahan ke gedung Kartiwa akan mengutamakan pusat pelayanan mahasiswa dan tata usaha sekaligus ruangan pimpinan Pascasarjana Untirta pada 14 Maret 2022 lalu. Ini berarti, bagi mahasiswa lama dan calon mahasiswa baru, sudah bisa mengunjungi ruangan pelayanan eks BAKP melewati akses samping Masjid untuk bisa melakukan kegiatan administratif tersebut.
Sementara itu, untuk ruang prodi S2, perpustakaan dan laboratorium multimedia masih di gedung C seluruhnya sambil menunggu renovasi sekaligus transisi pemindahan ruang Prodi S2 ke gedung Kartiwa Suriasaputra. Jika semua terlaksana, maka gedung C hanya akan menyisakan perpustakaan, laboratorium multimedia dan ruang kelas saja untuk mahasiswa Pascasarjana.(red/Pascasarjana)