Serang, (24/5/2019) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa bersama BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) selenggarakan kuliah umum bertempat di Gedung auditorium Untirta dengan Mengusung tema “ Dialog Pelibatan Civitas Akademika dalam Pencegahan Terorisme Melalui FKPT Banten”. Pada pelaksanaan kegiatan tersebut dihadiri oleh Rektor Untirta Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, Direktur Pencegahan BNPT Brigjen. Pol. Ir. Hamlie, M.E , Sekertaris FKPT ( Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme ) Provinsi Banten Dr. KH. Amas Tadjudin, M.A, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dr. H. Suherna, M.Si, Wakil rektor Bidang Kerjasama dan Sistem Informasi Prof. Dr. Hj. Kartina, AM., MP, Kabiro BAKP, Kabag Akademik, Para Dekan, Forum Pimpinan daerah Provinsi Banten dan Kota Serang, Para dosen, Para mahasiswa/i Untirta.
Sekertaris FKPT Banten Dr. KH. Amas Tadjudin, M.A menyampaikan kami selaku FKPT Banten yang telah melakukan berbagai upaya dan sudah 3 kali bersama Untirta dilibatkan dibeberapa kegiatan, dan sudah 2 kali digedung Auditorium ini. Beliau menyampaikan bahwa peserta para mahasiswa yaitu dari Untirta, UIN dan beberapa perguruan tinggi yang ada diprovinsi banten yang hadir dalam acara ini. Beliau mengatakan mudah-mudahan kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kita untuk melakukan cegah dini radikalisme dilingkungan perguruan tinggi di provinsi Banten.
Rektor Untirta Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd dalam sambutannya sekaligus membuka acara menyampaikan bahwa pengaruh radikalisme suatu pemahaman baru yang dibuat-buat oleh pihak-pihak seakan menjadi sesuatu yang rumit.Beliau mengatakan bahwa mahasiswa sebagai generasi muda calon pemimpin bangsa, agar tidak terpengaruh oleh paham-paham yang menyesatkan. Selanjutnya beliau juga mengajak kepada para dosen dan pimpinan semua harus ikut melakukan waspada terhadap teroris ini, sehingga anak-anak kita sebagai calon-calon masa depan kita tidak teracuni oleh faham-faham radikalisme.
Direktur Pencegahan BNPT Brigjen. Pol. Ir. Hamlie, M.E mengatakan, mahasiswa menjadi sasaran untuk melakukan tindakan terorisme, sehingga pihaknya mendatangi kampus untuk melakukan imunisasi, karena anak-anak yang baik perlu dikasih imunisasi agar ketika orang lain mengajak mereka untuk melakukan paham radikal, mahasiswa dapat menolaknya.Supaya jika ada seperti itu mereka harus tahan, kenapa mahasiswa karena mereka merupakan orang pandai, yang kalau tidak memahami wawasan kebangsaan, agama yang koherensi rentan dimasuki faham-faham radikal. Maka dari itu sebelum dimasuki kami masuki duluan. Beliau juga mengatakan faham-faham radikalisme itu sudah masuk ke kalangan kampus, jadi rekan-rekan melakukan penelitian. Kemudian beberapa gejala-gejalanya sudah ada yakni menjadi pelaku, intoleransi sudah naik. Maka kami lakukan sekarang, melakukan kontrol terhadap paham-paham tersebut dikampus, alhamdulillah di Untirta masih tidak terlalu, tidak seperti kampus-kampus lain katanya. Beliau mengatakan sampai sekarang belum ada perguruan tinggi di Banten yang dimasuki paham radikal. ( Anas-Humas )