SERANG, (22/09/2020) – Demi meningkatkan kompetensi dan membuka wawasan para pegawai dalam dunia pemberitaan, humas Untirta menggelar pelatihan jurnalistik pada selasa (22/09) di Purikayana Hotel Serang. Pelatihan ini merupakan program kerja dari sub bagian humas dan juga telah menjadi kebutuhan serta tuntutan bagi perkembangan Untirta di masa depan. Hal ini seperti yang diungkap oleh Kepala BAKP Untirta, M.Ganiadi dalam sambutannya. “salah satu target pimpinan adalah peningkatan peringkat webometric Untirta baik di tingkat nasional maupun tingkat international dan Alhamdulillah pada tahun ini peringkat Untirta naik. Akan tetapi kita jangan puas sampai disini untuk itu pelatihan ini harus dapat berkontribusi positif untuk lembaga.”ucapnya. Ganiadi pun menceritakan bahwa Untirta telah di monev oleh humas pusat dan yang sedang berjalan adalah monev dari Komisi Informasi Pusat untuk itu dirinya berharap untirta dapat menjadi lembaga yang informatif.
Senada dengan Kepala BAKP, Wakil Rektor Bidang Kerjasama, SIstem informasi, Penguatan Kemitraan dan Layanan Industri, Dr. H. Aceng Hasani, M.Pd yang membuka acara tersebut memberikan pengarahan bahwa segala pengetahuan dan ilmu yang didapat dari pelatihan ini harus dapat membuat Untirta maju khususnya di bidang informasi. “Mari keroyok kemajuan untirta bersama sama sesuai dengan kemampuan dan kompetensi masing masing”ujarnya. Dr. Aceng pun menjelaskan pelatihan semacam ini perlu diperbanyak untuk mengikis kesenjangan kesempatan memperoleh keilmuan antara dosen dan staf kependidikan. Selain itu beliau berharap generasi berikutnya yang akan meneruskan membangun Untirta memiliki semangat yang luar biasa dalam memberikan manfaat untuk lembaga.
Pelatihan ini menghadirkan 3 narasumber yaitu Wahyudin dari BantenNews.com, Ariel Maranoes selaku Kepala Biro SCTV Banten dan M.Satibi dari Harian Banten Raya. Wahyu Arya menjelaskan tentang teknik membuat press release. “Sebagai sebuah lembaga, dalam setiap press release idealnya menggunakan logo resmi lembaga, nomor register dan kontak person narasumber”, ujarnya. Ini dikarenakan biasanya wartawan ingin menggali lebih dalam press release yang dikirimkan lembaga dengan cara melakukan wawancara mendalam dengan narasumber terkait.
Ariel Maranoes memberikan materi tentang pentingnya visualisasi pemberitaan di era perkembangan teknologi seperti sekarang ini. “Saya banyak menggunakan video amatir dari netizen untuk dimasukan dalam pemberitaan saya, karena saya tidak boleh kehilangan moment”, ungkapnya. Beliau juga menambahkan bahwa arus digital tidak bisa di bendung, sehingga dibutuhkan aturan yang jelas terkait kaidah dan kode etik pemberitaan. “Banyak fenomena di lapangan ketika terjadi misalnya kecelakaan di jalan, netizen langsung mengambil handphone dan di share tanpa berpikir panjang dampak yang ditimbulkan”, imbuhnya. Ariel menegaskan bahwa seluruh pihak harus peduli dalam hal memberitakan suatu kejadian, harus dipikirkan efek yang ditimbulkan dari pemberitaan tersebut, apalagi saat ini sudah ada Undang-Undang ITE. Masyarakat diharapkan lebih bijak dan bertanggungjawab ketika ingin memberitakan kejadian yang akan dikonsumsi khalayak.
Materi terakhir diisi oleh M.Satibi dengan tema berita dan citra lembaga. Satibi mengatakan bahwa harus ada kesaan persepsi dalam upaya peningkatan citra lembaga. “Diperlukan komitmen yang kuat dari sivitas akademika Untirta untuk meningkatkan citra lembaga”, ujarnya. Beliau juga menambahkan bahwa pentingnya membuat konten pemberitaan yang menarik sehingga berita teraebut memiliki dampak positif bagi lembaga. “Saya mengapresiasi kinerja humas Untirta dalam meningkatkan pemberitaan Untirta dari berbagai media”, pungkasnya.
Pelatihan jurnalistik ini diharapkan dapat mengakselerasi konten pemberitaan dan informasi publik baik di website Lembaga, Fakultas dan Unit yang ada di Untirta dan dapat meningkatkan kompetensi pegawai dalam bidang jurnalistik dengan tujuan memajukan Untirta.