Serang, 8 Juli 2025 – Dalam upaya memperkuat mutu pendidikan dan mempertahankan akreditasi unggul, Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pembelajaran (LPMPP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Penguatan Mutu dan Mempertahankan Reputasi Unggul Universitas Sultan Ageng Tirtayasa”. Kegiatan berlangsung secara hybrid selama dua hari, yakni pada 8 dan 11 Juli 2025, dan dihadiri oleh 130 peserta yang terdiri dari para Wakil Dekan, Wakil Direktur Pascasarjana, Ketua Jurusan, Koordinator Program Studi, Kepala Laboratorium, dan pemangku kepentingan lainnya.
Bertempat di Convention Hall Gedung Rektorat Kampus Sindangsari, kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Dr. Rusmana, S.E., M.P., dan turut dihadiri oleh Kepala LPMPP Prof. Dr. Ir. Wahyu Susi Hono, S.T., M.T., para Wakil Dekan Bidang Akademik,Para Kepala Laboratorium, Para Kepala Pusat di bawah LPMPP, serta narasumber utama Prof. Dr. Paulus Israwan Setyoko, M.S.
Prof. Dr. Ir. Wahyu Susihono, ST., MT., IPM., ASEAN Eng., yang menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan momentum penting untuk meneguhkan kembali semangat kolektif seluruh sivitas akademika dalam menjaga standar mutu unggul. “Konsistensi yang paling tinggi adalah ketika kita unggul. Karena ketika kita merasa sudah unggul, maka perubahan sering kali melambat, bahkan stagnan. Oleh karena itu, penguatan mutu dan reputasi ini harus terus dijaga bersama. Kami bersyukur, karena pada kesempatan ini kita menghadirkan narasumber yang sangat kompeten, Prof. Paulus Israwan Setyoko, M.S., yang akan memberikan pencerahan terkait makna sejati dari akreditasi unggul,” ungkapnya.
Wakil Rektor Bidang Akademik Untirta, Dr. Rusmana, Ir., MP.,membuka secara resmi kegiatan ini, dalam sambutannya menegaskan pentingnya penerapan Continuous Quality Improvement (CQI) sebagai budaya dalam menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan tinggi. “Nah, ternyata setelah unggul bukan berarti berhenti. Dengan Continuous Quality Improvement ini, kita harus terus meningkatkan kualitas secara berkelanjutan. Saya meyakini betul, dengan jajaran LPMPP yang luar biasa ini, Untirta akan terus berkembang. Kami, atas nama pimpinan universitas, mengapresiasi kerja keras dan kontribusi nyata LPMPP untuk menjaga kualitas pendidikan di Untirta,” jelasnya.
Dalam sesi pemaparan yang dimoderatori oleh Prof. Maman Fathurrahman, S.Pd.Si., M.Si., Ph.D., Prof. Dr. Paulus Israwan Setyoko, M.S., menekankan pentingnya pengelolaan risiko dalam menjaga mutu pendidikan tinggi. Ia mengingatkan bahwa berbagai kasus di perguruan tinggi nasional menunjukkan bahwa kurangnya mitigasi risiko dapat menurunkan reputasi institusi secara drastis. Ia juga memperkenalkan konsep strategi Kaizen, yaitu perbaikan berkelanjutan dalam skala kecil dan konsisten, sebagai pendekatan efektif dalam menjaga mutu secara sistemik dan berkelanjutan. “Saya sangat berbahagia karena Untirta sudah memiliki unit yang secara khusus mengawal persoalan mitigasi risiko. Ini luar biasa. Jangan sampai mutu yang sudah unggul ini merosot hanya karena kita abai terhadap risiko. Ke depan, kita harus bekerja bersama dan bersinergi untuk menjaga bahkan meningkatkan mutu pendidikan,” tegasnya.
Sesi berikutnya diisi dengan sosialisasi pedoman mutu berbasis risiko oleh Dr. Helmi Yazid, S.E., M.Si., Ak., CA., CPA., CMA., ASEAN CPA., yang dimoderatori oleh Prof. Dr. Suroso Mukti Leksono, M.Si. Dr. Helmi menjelaskan, “Atas dasar peraturan BLU dan maturity rating risiko yang kemarin baru selesai diupload, kita ditugaskan oleh Pak Rektor itu akan membentuk. Jadi ini baru sosialisasi, yang jelas akan menambah kerja Bapak Ibu sekalian. Itu intinya. Jadi ada satu lagi kegiatan yang akan dilakukan yaitu memanage risiko atau manajemen risiko nanti. Tim LPMPP kemarin juga telah mengikuti sertifikasi untuk manajemen risiko. Ini bukan sesuatu yang berbenturan dengan SPI atau AMI, justru saling mendukung. SPI lebih ke aspek keuangan, AMI ke akademik, dan manajemen risiko ini menyasar pada kelayakan dan keberhasilan suatu kegiatan. Semua Prodi dan laboratorium nantinya akan menilai risiko setiap kegiatan, apakah perlu dilanjutkan, bagaimana capaiannya, dan sebagainya. Jadi tidak sekadar copy-paste anggaran. Ini sudah kami selesaikan mulai dari pendahuluan hingga penutup dan sedang diajukan untuk ditetapkan melalui SK Rektor. Intinya, kita akan menciptakan tata kelola perguruan tinggi yang baik berbasis Environmental, Social, and Governance. Budaya manajemen risiko akan menjadi budaya institusi yang mendukung visi dan misi Untirta.”
Kegiatan ini juga menghadirkan Kepala Pusat Audit Mutu Internal LPMPP Untirta, Dr. Fitria Riany Eris, S.P., M.Si., yang memaparkan rencana audit mutu laboratorium. “Karena ini hal rutin yang sudah sama-sama kita lakukan dan tadi juga sudah mungkin sudah detail dan jelas disampaikan oleh Prof. Israwan. Jadi saya lanjut langsung ke laboratoriumnya. Di jurusan, kita punya laboratorium yang tujuannya sama-sama kita ketahui, yaitu untuk mendukung kegiatan pembelajaran melalui kegiatan praktikum, kemudian juga untuk memfasilitasi kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat dosen dan juga mahasiswa, menyediakan sarana untuk pengembangan inovasi, dan juga mendukung capaian pembelajaran lulusan di masing-masing program studi atau jurusan. Nah, oleh karena itu, laboratorium juga perlu diaudit, ya. Karena laboratorium ini, sesuai tujuannya tadi, memiliki peranan vital dan kompleks. Kemudian di laboratorium juga sering terjadi sumber resiko-resiko, ya, terutama dari penggunaan bahan dan alat. Oleh karena itu, karena resikonya cukup tinggi, kita perlu memastikan keselamatan, efisiensi, dan keberlanjutannya. Oleh karena itu juga, laboratorium perlu diaudit ini agar sesuai dan ketercapaian dari standar akademik yang ditetapkan di SPMI, itu juga bisa dilihat dari audit laboratoriumnya. Kemudian juga untuk memastikan kesesuaian laboratorium dengan visi, misi, dan tujuan program studi atau jurusan. Tujuan lain adalah menjamin bahwa sarana laboratorium masih relevan dan cukup untuk mencapai dan mendukung capaian pembelajaran yang telah ditetapkan. Dan yang terakhir, laboratorium perlu diaudit karena untuk mengevaluasi kesesuaian penggunaan laboratorium dengan kurikulum dan kebutuhan akademik. Jadi secara khusus, AMI manajemen laboratorium yang akan kita laksanakan, memiliki tujuan untuk mengevaluasi efektivitas pengelolaan laboratorium, menilai kesesuaian pengelolaan laboratorium, menjamin bahwa laboratorium itu berfungsi optimal dan efisien untuk mendukung capaian pembelajaran, mengidentifikasi resiko dan potensi ketidaksesuaian, menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab pengelola laboratorium, dan memberikan masukan untuk peningkatan mutu sarana prasarana laboratorium.”
Menutup rangkaian kegiatan hari pertama, Kepala Pusat Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), Dr. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan mutu melalui pendekatan diferensiasi keilmuan. “Kita harus pastikan bahwa unggulnya Untirta tidak hanya formal, tapi juga substantif. Dengan diferensiasi keilmuan yang jelas di tiap prodi, kita bisa menjaga reputasi dan mutu secara berkelanjutan. Maka dari itu, budaya mutu harus kita tanamkan dalam setiap aspek kehidupan akademik di Untirta,” pungkasnya.
Kegiatan akan dilanjutkan pada Jumat, 11 Juli 2025, dengan sesi diskusi mendalam antarprogram studi dan penyusunan strategi pelaksanaan visi keilmuan berbasis risiko secara konkret.
Berita : Riry/Angga Humas
Dokumentasi : Riry Humas