KKM 68 UNTIRTA Dorong Pemberdayaan Desa Panjangjaya Melalui Program “Panjangjaya Berdaya”

Diposting pada

Panjangjaya, Sabtu (25/01/2025) – Kelompok Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 68 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) menggelar program kerja bernama “Panjangjaya Berdaya” di Desa Panjangjaya. Program ini dirancang untuk memberdayakan masyarakat desa dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam lokal, seperti melinjo dan daun kelor, menjadi produk bernilai jual tinggi. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif, tidak hanya pada peningkatan pendapatan warga tetapi juga mendukung
kemandirian ekonomi desa.
Dalam pelaksanaannya, “Panjangjaya Berdaya” menekankan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat mengenai cara mengolah bahan mentah menjadi produk inovatif. Salah satu hasil yang diperkenalkan adalah emping melinjo dan teh daun kelor. Edukasi yang diberikan tidak
hanya terbatas pada cara pengolahan, tetapi juga melibatkan pemahaman tentang manfaat produk serta peluang ekonominya di pasar. Daun kelor menjadi salah satu fokus utama program ini. Tanaman yang sering disebut sebagai “daun ajaib” ini memiliki kandungan gizi tinggi dan berbagai manfaat kesehatan, seperti meningkatkan daya tahan tubuh, kaya antioksidan, dan membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan. Namun, sebelum program ini, sebagian besar masyarakat Desa Panjangjaya hanya mengetahui daun kelor sebagai bahan tradisional untuk kebutuhan spiritual.
Pak Saripudin Hasan, selaku Kepala Desa Panjangjaya, menyampaikan bahwa program ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. “Di desa ini, sumber daya alam seperti daun kelor dan melinjo sangat melimpah. Lebih baik kita manfaatkan untuk usaha mikro daripada tidak produktif.Mahasiswa juga sudah memberikan edukasi yang luar biasa, mulai dari cara memetik, mengolah, hingga memasarkan produk. Ini sangatmembantu kami untuk memulai langkah kecil dalam membangun ekonomi desa,” tuturnya.
Pak Andi Sugandi, tokoh masyarakat lainnya, juga menekankan pentingnya budidaya daun kelor di pekarangan rumah sebagai langkah awal. “Kami berharap masyarakat bisa lebih sadar akan manfaat daun kelor, baik untuk kesehatan maupun ekonomi. Ini juga bisa menjadi kenang-kenangan yang bermanfaat dari mahasiswa KKM UNTIRTA,” ucapnya.
Meski memberikan manfaat besar, program ini juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah minimnya sumber daya manusia yang terlibat dalam pelatihan, terutama dari kalangan pemuda desa. “Sayang sekali, pemuda di desa ini banyak yang tidak datang. Padahal edukasi seperti ini penting untuk membuka wawasan mereka,” ujar Pak Andi. Selain itu, kendala dalam pemasaran produk juga menjadi perhatian utama. Menurut Pak Saripudin, masyarakat membutuhkan pembinaan lebih lanjut, baik dari pemerintah maupun lembaga lain, untuk memastikan produk daun kelor dapat diproduksi secara massal dan dipasarkan dengan baik. “Prosesnya memang tidak instan. Tapi jika ada dukungan dari BUMDes, potensi ini bisa berkembang lebih jauh. Bahkan, kemasan produk teh daun kelor yang dibuat mahasiswa sudah sangat menarik, terlihat seperti produk premium,” tambahnya.
Pak Madliyas, salah satu warga yang hadir, mengungkapkan bahwa masyarakat sebelumnya belum memahami manfaat besar daun kelor. “Sebenarnya kami ingin tahu lebih banyak tentang daun kelor, tapi belum pernah ada yang mengedukasi seperti ini. Dengan adanya
pelatihan ini, kami jadi paham bagaimana memanfaatkan daun kelor, dan semoga ilmu dari mahasiswa ini bisa kami kembangkan,” katanya.
Program “Panjangjaya Berdaya” merupakan salah satu inisiatif KKM 68 UNTIRTA untuk mendukung kemandirian desa melalui optimalisasi sumber daya lokal. Sebelumnya, masyarakat Desa Panjangjaya belum sepenuhnya menyadari potensi besar yang dimiliki oleh tanaman seperti daun kelor dan melinjo. Dengan adanya program ini, warga tidak hanya mendapatkan pelatihan teknis, tetapi juga inspirasi untuk terus berinovasi menciptakan produk berkualitas yang dapat meningkatkan taraf hidup mereka.
Program ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk mewujudkan Desa Panjangjaya yang lebih produktif, mandiri, dan sejahtera. Warga didorong untuk memanfaatkan potensi lokal yang selama ini kurang dimaksimalkan sehingga tidak hanya menjadi konsumsi pribadi, tetapi juga memberikan peluang ekonomi baru melalui usaha mikro.

Penulis: Laela Nurhasani Juanda, Retna Purnama Sari
Foto: Divisi PDD KKM 68 UNTIRTA