Membedah Masa Depan Pendidikan: Talkshow Quo Vadis Kampus Merdeka Belajar

Diposting pada

Serang-Dalam rangkaian kegiatan Semarak Bulan Merdeka Belajar yang diselenggarakan di Auditorium Kampus Untirta Sindangsari, Kabupaten Serang, pada Minggu, 19 Mei 2024, di ditutup dengan Talkshow “Quo Vadis Kampus Merdeka” yang dihadiri oleh Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Untirta.

Turut hadir dalam kegiatan ini Wakil Rektor Bidang Akademik Dr. Rusmana, Ir., MP., Kepala Sub-Bagian Akademik Sutjiati, S.Pt., MM. Serta Para pembicara yang menjadi Narasumber pada kegiatan ini yaitu Koordinator PMM Untirta Prof. Dr. Yudi Juniardi, M.Pd. dan Perwakilan LCIO untirta yang membidangi IISMA, Dr. Dina Rachmawati, M.Pd.

Dalam Sambutannya Dr. Rusmana berharap kegiatan ini dapat memberikan pijakan untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.

Talkshow yang dipandu oleh Prof. Maman Fathurrohman, S.Pd.Si., Ph.D. ini berfokus membahas mengenai bagaimana keberlanjutan Program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) kedepannya setelah pergantian Kepemimpinan.

Prof. Yudi mengatakan bahwa Program Kampus Merdeka Belajar (PMM) ini banyak manfaat bagi mahasiswa dan lembaga, Program ini memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada mahasiswa dalam mengeksplorasi pengetahuan dan keterampilan di luar program studi utama mereka.

“Mereka dapat belajar hal baru ditempat lain, yang tidak ada dikampus asal mereka, Selain itu mereka juga dapat menajamkan kompetensi serta soft skiil mereka”

Program ini juga memberikan kesempatan untuk bekerjasama dan berkolaborasi dengan Kampus-kampus lain serta dunia industri, Tambahnya.

Manfaat lain terhadap lembaga, program ini dapat meningkatkan kualitas Pendidikan di Untirta.

“Untirta kinerjanya yang saya ikuti dari tahun 2021 sampai yang terakhir tahun 2023 semakin meningkat, IKU-nya terutama kegiatan-kegiatan yang tersentuh kegiatan MBKM”

Muhamad Rahmat Hidayat yang merupakan Mahasiswa PMM dari Universitas Negeri Makassar mengungkapkan bahwa Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka ini merupakan salah satu buah kesempatan yang dimana nanti pucuknya adalah pengalaman yang luar biasa yang akan didapatkan.

“Selama saya empat bulan dibanten ini, sangat menarik bagi saya, dimana mulai dari persoalan bahasa, etika bahkan hingga  yang sangat berbeda. mengenal berbagai kebudayaan dari masing-masing pulau, itu sangat berharga bagi saya”

Sementara itu Dr. Dina menjelaskan mengenai pertumbuhan dan perubahan mindset serta cara berpikir para mahasiswa Untirta yang mengikuti program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA).

“Saya senang melihat Growth Mereka, yang saya garis bawahi dari statement mereka adalah It’s Was a Life Changing Experince, kalau saya tidak keluar negeri wawasan saya tidak akan terbuka. Itu yang mereka katakan”

Yang masih perlu diperbaiki sampai saat ini adalah sistem administrasi, khususnya terkait rekognisi atau konversi mata kuliah yang diambil mahasiswa IISMA di luar negeri. Saat ini, Untirta masih terdapat kesulitan dalam menyelaraskan hal tersebut antara kementerian dan pihak internal kampus, Sehingga banyak mahasiswa yang mengulang kembali mata kuliah tersebut. (MTP/AAP)