PANDEGLANG — Mahasiswa Teknik Metalurgi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) yang tergabung dalam AMPP Untirta Student Chapter melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat berjudul “Upaya Pengenalan Pengembangan Tanaman Talas Beneng Kepada Petani di Kecamatan Kaduhejo, Pandeglang Sebagai Bahan Alami Penghambat Karat Pada Logam” di Desa Saninten, Kecamatan kaduhejo, Pandeglang, Selasa, 5 Agustus 2025. Kegiatan ini merupakan bentuk nyata kontribusi sivitas akademika dalam memberdayakan masyarakat melalui transfer ilmu dan teknologi berbasis potensi lokal.
Kegiatan ini melibatkan dosen, mahasiswa, dan warga desa, serta dihadiri oleh Kepala Desa Kaduhejo dan tokoh masyarakat setempat. Sejak pagi, panitia dan peserta berkumpul di titik keberangkatan dan menempuh perjalanan bersama menuju lokasi kegiatan. Setibanya di lokasi, panitia segera melakukan persiapan teknis mulai dari pemasangan spanduk, pengaturan alat demo, hingga registrasi peserta.
Setelah acara dibuka oleh MC, sesi sambutan disampaikan oleh perwakilan pemerintah desa dan dosen pembimbing kegiatan. Mereka menyambut baik inisiatif mahasiswa dalam memadukan potensi lokal dengan pendekatan ilmiah untuk menghasilkan manfaat praktis bagi masyarakat.
Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan pre-test untuk mengukur pengetahuan awal peserta sebelum menerima materi inti. Pemaparan materi pertama disampaikan oleh dosen pendamping yang pemaparan tentang korosi dalam kehidupan sehari-hari kepada para petani dan masyarakat umum secara sederhana dan interaktif.
Sesi kedua diisi dengan menjelaskan potensi ekonomi dan penjelasan bahwa tanaman Talas Beneng yang merupakan komoditas lokal khas Banten dapat dimanfaatkan sebagai penghambat karat pada logam.
Materi ini disambut antusias karena masyarakat sering menghadapi permasalahan kerusakan alat pertanian maupun barang-barang sekitar mereka yang terbuat dari logam akibat karat.
Menariknya, sesi ketiga menampilkan demonstrasi langsung tentang bagaimana ekstrak Talas Beneng dapat digunakan sebagai zat penghambat karat. Mahasiswa menunjukkan cara pembuatan larutan antikarat dari Talas Beneng, yang kemudian diuji pada benda logam. Pendekatan ini menjadi salah satu upaya untuk memperkenalkan solusi alami, murah, dan ramah lingkungan kepada masyarakat.
Tak hanya menjadi penonton, peserta juga diajak untuk praktik langsung dalam kelompok-kelompok kecil, didampingi oleh narasumber dan mahasiswa. Mereka mencoba meracik larutan dan mengaplikasikannya, serta diajak berdiskusi mengenai hasilnya.
Kegiatan ini ditutup dengan sesi post-test dan foto bersama seluruh peserta, panitia, dan narasumber. Setelah itu, panitia melakukan pembersihan lokasi, pengemasan alat, dan evaluasi singkat sebelum kembali ke kampus.
Koordinator kegiatan menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperluas pemahaman masyarakat terhadap potensi Talas Beneng sebagai bahan alternatif dalam teknologi antikarat. “Kami ingin menunjukkan bahwa inovasi tidak harus selalu mahal atau rumit. Talas Beneng adalah contoh nyata bahwa sumber daya lokal bisa diolah menjadi solusi teknis yang aplikatif,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu warga menyampaikan apresiasi atas kegiatan ini. “Baru kali ini kami tahu kalau tanaman Talas bisa dijadikan bahan antikarat. Biasanya kami hanya tahu dimakan. Ini sangat bermanfaat,” ucapnya.
Kegiatan Pengabdian Sosial AMPP SC Untirta ini tidak hanya menjadi media pembelajaran bagi mahasiswa, tetapi juga memperkuat hubungan antara perguruan tinggi dan masyarakat. Fakultas Teknik Untirta terus mendorong kegiatan serupa agar mahasiswa dapat mengembangkan empati sosial, berpikir kritis, dan mampu menerapkan ilmu secara nyata di tengah masyarakat.
Penulis : Humas FT Untirta, Bening NHK, Hilman, Angga Humas
Foto: AMPP Untirta Student Chapter