Bandung, 7 Agustus 2025 — Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Prof. Fatah Sulaiman, menghadiri Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) Indonesia 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) pada 7–9 Agustus 2025 di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), ITB, Bandung.
Acara nasional ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat fondasi menuju Indonesia Emas 2045 melalui pengembangan industri nasional berbasis sains, riset, dan inovasi teknologi. Dengan tema “Sains dan Teknologi untuk Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi”, KSTI 2025 menjadi forum kolaboratif yang mempertemukan akademisi, industri, pemerintah, media, dan masyarakat.
Dalam keterangannya, Rektor Untirta menyatakan dukungannya terhadap agenda nasional ini. “Para saintis dan peneliti Indonesia serta pimpinan perguruan tinggi se-Indonesia, termasuk kami di Untirta, siap mendukung program pemerintah RI dan Kabinet Merah Putih dalam membangun riset berbasis sains dan inovasi teknologi guna mewujudkan kedaulatan dan kemandirian bangsa Indonesia,” tegas Prof. Fatah.
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dalam lima tahun ke depan dengan strategi industrialisasi nasional berbasis hilirisasi, penguasaan teknologi, dan penguatan SDM. Hal ini sejalan dengan Asta Cita ke-4 dan ke-5, yang menitikberatkan pada penguatan SDM, sains, teknologi, serta hilirisasi dan industrialisasi untuk nilai tambah dalam negeri.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, menekankan pentingnya penguatan kapasitas teknologi dan talenta nasional sebagai fondasi utama ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy). Dengan kekayaan sumber daya alam strategis, Indonesia memiliki peluang besar dalam hilirisasi dan industrialisasi bernilai tambah tinggi.
KSTI 2025 difokuskan untuk menyusun peta jalan riset dan inovasi nasional di delapan sektor strategis, yaitu:
-
Energi
-
Pertahanan
-
Digitalisasi (AI dan semikonduktor)
-
Hilirisasi dan industrialisasi
-
Kesehatan
-
Pangan
-
Maritim
-
Material dan manufaktur maju
Konvensi ini turut menghadirkan tokoh-tokoh dunia seperti Sir Konstantin Novoselov (Nobel Fisika 2010), Prof. Brian P. Schmidt (Nobel Fisika 2011), Prof. Chennupati Jagadish, dan Prof. Lam Khin Yong, serta para menteri dari Kabinet Indonesia Maju dan pimpinan BUMN.
Rangkaian acara KSTI 2025 mencakup pameran inovasi teknologi, diskusi lintas sektor, dan forum kebijakan riset-industri nasional, sebagai upaya mempercepat adopsi teknologi dalam sektor produksi dan layanan. Ribuan ilmuwan dan akademisi dari bidang STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) turut berpartisipasi aktif dalam panel-panel diskusi.
Kehadiran Rektor Untirta dalam konvensi ini menjadi bagian dari peran aktif perguruan tinggi dalam membangun ekosistem riset dan inovasi nasional. Kemdiktisaintek berharap konvensi ini memperkuat sinergi antara kebijakan pendidikan tinggi, riset, dan pengembangan industri dalam menghasilkan SDM unggul dan ekonomi yang berdaya saing global. (Angga Humas – Humas Kemdiktisaintek)