Prof. Agus Pramono Raih Best Paper Award di ICITTBT 2025, Kembangkan Implan Tulang dari Limbah Tulang dan Kaleng Bekas

Diposting pada
Serang – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh Prof. Agus Pramono, S.T., M.T., Ph.D., dosen Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) yang saat ini menjabat sebagai Kepala Pusat Penelitian Material Maju, Energi dan Teknologi Hijau LPPM serta Ketua Jurusan Teknik Metalurgi FT Untirta. Ia meraih penghargaan Best Paper Award dalam ajang internasional bergengsi 5th International Conference of the Canadian Institute of Technology (ICITTBT) 2025.

Penghargaan tersebut diberikan atas makalah ilmiahnya yang berjudul: “Effect of Aluminum Content & Compaction Pressure of Bovine Bone-Derived Hydroxyapatite Composites”. Penelitian ini mengangkat inovasi dalam pengembangan material implan tulang yang ramah lingkungan dan berbiaya rendah.

Riset Bermula dari Kebutuhan Implan yang Mahal dan Impor

Dalam wawancara bersama Prof. Agus, ia menjelaskan bahwa latar belakang penelitian ini adalah kebutuhan akan material biomimetik yang ramah lingkungan, murah, dan memiliki sifat mekanik yang memadai, khususnya untuk aplikasi biomedis seperti implan tulang.

“Sekarang ini bahan implan tulang itu masih didominasi oleh stainless steel SS 316L. Itu harganya sangat mahal dan sebagian besar masih impor. Karena itu, kami coba memanfaatkan limbah tulang sapi dan tulang babi yang dikalsinasi jadi hidroksiapatit. Harapannya ini bisa jadi alternatif pengganti stainless steel,” ungkapnya.

Kombinasi Hidroksiapatit dan Aluminium: Kuat, Biokompatibel, dan Terjangkau

Penelitian ini tidak sekadar memanfaatkan limbah, tetapi juga mengoptimalkannya. Prof. Agus menyampaikan bahwa ia menambahkan aluminium dalam jumlah tertentu, termasuk dari limbah kaleng, sebagai reinforcement atau penguat.

“Yang diuji itu beragam ya—mulai dari sifat mekanik, sifat fisik, sifat biomedis. Tapi yang terpenting adalah bagaimana hidroksiapatit yang dipadukan dengan aluminium itu bisa meningkatkan kekuatan, kekerasan. Harus bisa menyamai dengan—misalnya—stainless steel SS 316L. Jadi kombinasi parameternya harus equal,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya karakter biodegradable dari material tersebut agar dapat diaplikasikan secara medis. “Tulang sapi itu sifat mekaniknya bagus, tapi biodegradable-nya masih rendah. Ternya tulang babi itu lebih kompatibel karena biodegradable-nya sangat sesuai. Tapi tentu kita tetap menunggu fatwa dari ulama untuk penggunaannya,” tambahnya.

Tantangan Teknis: Dari Kalsinasi hingga Simulasi ANSYS

Mewujudkan material alternatif ini bukan tanpa hambatan. Prof. Agus mengungkapkan bahwa tantangan utama terletak pada konsistensi bahan baku, proses pengolahan, hingga kontrol parameter teknis.

“Tulang itu bahan alami, jadi komposisinya bisa berubah-ubah. Proses kalsinasi, milling, pemanasan—semuanya harus dikontrol secara ketat agar kompatibel dipadukan dengan logam seperti aluminium atau titanium. Kami juga menggunakan simulasi, seperti ANSYS, untuk menentukan parameter ideal—terutama suhu. Namun, dalam praktiknya, perangkat yang kami miliki tidak selalu memadai untuk mencapai suhu sesuai simulasi..” terangnya.

Ia juga menyebut bahwa hasil penelitian menunjukkan adanya kecocokan antara bahan yang dikembangkan dengan kebutuhan biokompatibilitas, termasuk potensi aplikasinya dalam bone scaffold plate.

Harapan ke Depan: Produk Biomaterial Murah untuk Masyarakat

Prof. Agus menyampaikan harapannya agar penelitian ini tidak berhenti di tataran akademik, melainkan bisa diterapkan secara nyata di dunia medis.

“Kalau ini bisa disubstitusi dari stainless steel ke hidroksiapatit, pasarnya jelas terganggu. Karena kalau pakai hidroksiapatit, harganya bisa turun sampai 70%. Itu keuntungan besar buat masyarakat. Tapi ya itu, perlu pendekatan regulasi juga. Kami sempat diskusi dengan beberapa perusahaan biomaterial di Surabaya—ini kalau diterapkan bisa sangat berdampak,” ujarnya.

Tentang ICITTBT 2025

International Conference of the Canadian Institute of Technology (ICITTBT) merupakan ajang ilmiah internasional yang mempertemukan peneliti dan akademisi dari berbagai negara untuk membahas inovasi teknologi terbaru. Penghargaan Best Paper Award diberikan kepada makalah ilmiah dengan kontribusi ilmiah dan aplikatif tertinggi.

Penulis: Tika, Angga Humas
Dokumentasi: Prof. Agus Pramono