UNTIRTA Berkolaborasi Dengan TVRI: Bekali Mahasiswa Hadapi Industri Media

Diposting pada

SERANG – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) telah sukses menyelenggarakan “Promo Off Air TVRI DKI Jakarta: Perkenalan Industri Pertelevisian di Era Digital”, pada Senin, 16 Juni 2025 di Ruang Serba Guna (RSG) FISIP, Kampus Untirta Sindangsari.
Kegiatan ini menghadirkan Ichwan Darussalam, S.Sos selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha TVRI dan rekan-rekan TVRI lainnya. Tak hanya itu, kegiatan ini juga turut dihadiri oleh Dekan FISIP Untirta, Leo Agustino, S.Sos., M.Si., Ph.D. serta mahasiswa FISIP Untirta.
Dalam sambutannya Ichwan Darussalam, S.Sos menyampaikan bahwa perubahan di zaman sekarang yang semua serba digital, mengharuskan stastiun televisi dapat menjalin kolaborasi, salah satunya dengan instansi pendidikan “kami berharap kerja sama ini akan berlanjut, tidak hanya dari FISIP namun seluruh Fakultas yang ada di Untirta dapat menjalin kerja sama, baik itu offair maupun onair, seperti pkl atau magang. Mungkin teman teman ada yang ingin belajar presenter, produksi, dan lain sebagainya kami siap menerima.” Ujar Ichwan
Leo Agustino, S.Sos., M.Si., Ph.D. dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pihak TVRI yang berkenan hadir dalam kegiatan ini, Ia juga berharap para mahasiswa yang hadir dapat memberikan saran dan masukan terkait stasiun televisi seperti apa yang menarik bagi Generasi Z. “Saya berterima kasih kepada pak Ichwan dan jajaran sudah berkenan hadir pada pagi ini, kami sangat terbuka untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan TVRI, karena fakultas tanpa kerja sama ataupun kolaborasi bukanlah apa-apa. Mungkin nanti teman-teman mahasiswa dapat memberikan saran dan masukan terkait apa yang membuat mereka tertarik untuk mengklik TVRI.” Ujarnya
Dalam rangkaian kegiatan Promo Off Air TVRI ini disampaikan berbagai materi yang berkaitan dengan produksi pertelevisian. Seperti materi Teknik Reportase dan Penulisan Naskah yang disampaikan langsung oleh Eka Widia, selaku reporter TVRI dari tahun 2008. Dalam kesempatannya, Eka membahas berbagai tahapan dalam proses reportase, dimulai dari persiapan awal hingga bagaimana Menyusun naskah berita yang baik. “Langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang reporter ialah menentukan isu atau peristiwa yang akan diberitakan, selanjutnya melakukan riset awal terkait peristiwanya apabila sudah pernah terjadi sebelumnya misal sebulan yang lalu, kita bisa mengaitkannya. Dari situlah kita bisa mengidentifikasi siapa yang bisa kita jadikan narasumber, contohnya apabila terdapat berita mengenai bom, kita dapat memilih narasumber polisi atau saksi mata kejadian untuk dimintai keterangan. Terakhir barulah kita membuat daftar pertanyaan yang didasari oleh 5W+1H. Tidak kalah penting, seorang reporter harus memiliki kecurigaan atau skeptis, tidak boleh langsung percaya terhadap data yang kita miliki.” Ujar Eka
Tak hanya materi, Eka pun memberikan kesempatan kepada peserta untuk praktik menjadi reporter berita, mulai dari teknik vokal, intonasi, hingga cara membaca sebuah berita dalam sudut pandang reporter berita.
Selain materi reportase, terdapat juga materi mengenai keterampilan public speaking dan grooming yang memiliki peran aktif pula pada kehidupan sehari-hari. Materi ini disampaikan oleh Muhammad Oktariadin dan Shiera Theresia, yang merupakan News Anchor di TVRI. Okta menyampaikan bahwa terdapat berbagai aspek penting dalam public speaking, mulai dari persiapan mental, fisik, hingga penguasaan materi dan teknik penyampaiannya. “Kemampuan berbicara di depan umum bukan hanya tentang berbicara, tetapi juga tentang bagaimana kita menyampaikan pesan dengan jelas, meyakinkan, dan membangun koneksi dengan audiens. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga intonasi suara, penggunaan Bahasa tubuh yang tepat, dan menjaga kontak mata dengan audiens.” Ujar Okta Berbagai metode public speaking juga dijelaskan, seperti metode manuskrip, extempore, memoriter, dan impromptu. Metode extempore disebut sebagai metode terbaik karena memungkinkan fleksibilitas namun tetap terstruktur.
Kemudian dilanjutkan oleh materi grooming, Shiera menyampaikan bahwasannya untuk menjadi presenter tidak hanya harus jago dalam public speaking, namun harus memperhatikan penampilan dari ujung kepala sampai ujung rambut. “Banyak sekali manfaat grooming dalam kehidupan sehari-hari, contohnya saat pertama kali bertemu yang kita perhatikan pasti penampilannya terlebih dahulu. Oleh karena itu, grooming atau merawat diri sangat penting karena penampilan yang profesional bukan sekadar tentang estetika, tetapi merupakan cerminan dari keseriusan, rasa hormat, dan komitmen kita terhadap pekerjaan dan interaksi sosial.”
Materi terakhir disampaikan oleh Fadhil Diningrat Ibnu R, seputar Teknik Produksi Program dan Berita di Era Digital. Fadhil menyampaikan dalam produksi sebuah video kuncinya ialah menyamakan persepsi konsep video apa yang akan kita angkat, apa cerita yang akan kita bangun, dan sebagainya dengan tim produksi “Yang paling penting dari produksi sebuah dokumenter, film, dan lain sebagainya ialah output video maupun audio. Ketika produksi, khususnya dokumenter kita perlu menemukan pertanyaan yang pas agar narasumber yang diwawancarai dapat bercerita terkait kegiatannya, sehingga video yang diciptakan dapat menghasilkan satu cerita yang utuh. Selain itu, pengambilan gambar juga sangat penting diperhatikan, dalam teknik pengambilan gambar yang penting itu keseimbangan dalam aperture, shutter, dan iso agar dapat menghasilkan kualitas video yang bagus.” Ujar Fadhil.
Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa untuk terus menyediakan pendidikan yang relevan dan holistik, mempersiapkan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademis tetapi juga memiliki kompetensi non-akademis yang kuat untuk bersaing di dunia kerja.

Berita : Caca/Angga Humas
Dokumentasi : Caca