Serang – Sekretariat Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) menegaskan komitmennya untuk menjaga integritas dan keadilan dalam pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer – Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) 2025. Hal ini disampaikan dalam konferensi pers daring yang digelar pada Jumat, 25 April 2025, sebagai respons atas laporan masyarakat mengenai dugaan kecurangan yang terjadi dalam pelaksanaan UTBK, khususnya pada tanggal 23 dan 24 April.
Ketua Umum SNPMB, Prof. Edward Wolok, menyampaikan bahwa panitia sangat menyesalkan terjadinya praktik kecurangan dalam seleksi yang seharusnya menjunjung tinggi kejujuran. Ia menegaskan bahwa pelaksanaan UTBK sejak awal dirancang berdasarkan prinsip transparansi dan integritas.
“Kami berharap betul pelaksanaan ini berlandaskan itikad baik. Namun dengan dinamika yang ada, kami harus merespons hal tersebut. Kami selalu mengedepankan antisipasi terhadap dugaan kecurangan. Perlu kami tegaskan kepada masyarakat bahwa tidak ada soal yang benar-benar sama antar sesi. Soal yang terlihat serupa merupakan jembatan standar untuk pengukuran nilai, dan bukan indikasi kebocoran,” tegas Prof. Edward.
Kasus ini mencuat setelah beredarnya potongan dokumen soal UTBK di media sosial. Mereka menggunakan alat bantu elektronik tersembunyi seperti kamera mini yang disisipkan pada behel gigi, kancing, kuku, hingga ikat pinggang—yang sulit terdeteksi metal detector.
“Yang menarik, teknologi yang digunakan semakin canggih. Kami menemukan alat perekam disembunyikan di behel, ikat pinggang, dan kancing. Kami tidak akan mentolerir tindakan seperti ini,” lanjut Prof. Edward. SNPMB mencatat sedikitnya 14 dugaan kasus kecurangan yang terjadi pada 23 dan 24 April 2025, masing-masing 9 dan 5 kasus.
Koordinator Humas SNPMB, Ismaini Zain, menambahkan bahwa sistem pengawasan telah mampu mendeteksi penyebaran gambar dan aktivitas mencurigakan secara digital. “Peserta yang melakukan kecurangan sudah bisa kami identifikasi. Sistem kami mampu melacak gambar-gambar yang tersebar di media sosial. Alhamdulillah, kami masih bisa menjaga kerahasiaan dan keamanan soal dengan sangat ketat,” ujar Ismaini.
SNPMB telah melakukan langkah preventif dan korektif, termasuk memperkuat koordinasi dengan seluruh Pusat UTBK untuk meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan peserta. Investigasi masih terus berjalan melalui analisis rekaman CCTV dan log sistem. Pihak-pihak yang terlibat, baik dari peserta maupun jika ada dari internal, akan ditindak tegas.
“Peserta yang terbukti melakukan kecurangan akan menerima sanksi berat berupa pembatalan hasil UTBK 2025, diskualifikasi dari seluruh jalur seleksi SNPMB secara permanen, dan pelaporan ke institusi pendidikan asal,” tegas Prof. Edward.
Ia juga mengingatkan bahwa tidak ada jalan pintas untuk lolos dalam seleksi nasional ini. “Teruslah berjuang dengan cara yang baik. Bahkan seorang rektor pun tidak bisa menjamin kelulusan peserta UTBK. Satu-satunya jalan adalah usaha yang jujur,” pungkasnya.
Panitia SNPMB mengapresiasi partisipasi masyarakat yang telah melaporkan dugaan kecurangan, dan mengajak seluruh pihak untuk menjaga integritas proses seleksi nasional. Informasi lebih lanjut atau pelaporan resmi dapat disampaikan melalui kanal SNPMB atau Unit Layanan Terpadu (ULT) Kemendikbudristek.
