SERANG-Yayasan Wahana Visi Indonesia (WVI) mengunjungi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (FKIP Untirta) dalam upaya pemberdayaan anak, keluarga, dan masyarakat yang paling rentan. Kerja sama ini mengusung tema besar “Pemberdayaan Anak, Keluarga, dan Masyarakat Rentan: Pendekatan Pengembangan Masyarakat, Advokasi, dan Tanggap Bencana untuk Perubahan Berkesinambungan”, Kamis 1 Agustus 2024.
Melalui kolaborasi ini, FKIP Untirta dan WVI berkomitmen untuk menghadirkan program-program inovatif yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan komunitas rentan tanpa membedakan agama, ras, suku, maupun gender. Pendekatan yang digunakan mencakup pengembangan masyarakat, advokasi hak-hak anak dan keluarga, serta kesiapsiagaan dan tanggap bencana, guna memastikan perubahan yang berkelanjutan dan inklusif.
Pengembangan Masyarakat dan Advokasi untuk Masa Depan yang Lebih Baik Sebagai bagian dari kerja sama ini, FKIP Untirta akan mengintegrasikan program pemagangan bagi mahasiswa dengan fokus pada pengembangan masyarakat. Mahasiswa akan ditempatkan di berbagai komunitas yang telah menjadi mitra WVI, di mana mereka akan berperan aktif dalam menjalankan program-program pemberdayaan. Program ini dirancang tidak hanya untuk memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa, tetapi juga untuk memperkuat kapasitas masyarakat dalam menghadapi tantangan sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Kerja sama ini juga mencakup advokasi untuk hak-hak anak dan keluarga. Dengan dukungan FKIP Untirta, WVI akan melanjutkan upaya advokasinya dalam mendorong kebijakan yang berpihak pada kelompok rentan, khususnya dalam akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan perlindungan anak.
Salah satu komponen penting dari kerja sama ini adalah kesiapsiagaan dan tanggap bencana. FKIP Untirta dan WVI akan bekerja sama dalam menyusun program pelatihan dan simulasi bencana bagi masyarakat, terutama yang berada di daerah rawan bencana. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi dan merespons situasi darurat, serta meminimalisasi dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam.
Kerja sama ini diharapkan dapat menjadi model kolaborasi antara dunia pendidikan dan organisasi non-pemerintah dalam mendorong perubahan sosial yang positif dan berkelanjutan, serta memperkuat peran perguruan tinggi sebagai agen perubahan dalam Masyarakat.(Humas/FKIP)