Serang – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menyelenggarakan kegiatan Kuliah Reboan dengan tema “Bedah Buku: Obat Dungu Resep Akal Sehat” bersama Rocky Gerung dalam rangka memperingati Dies Natalis FISIP Untirta ke-21 di Auditorium Untirta Sindangsari, pada Rabu (12/6).
Kegiatan diawali oleh sambutan dari Plt. Dekan FISIP Untirta, Dr. Nurprapti, yang menyampaikan bahwa kegiatan kali ini merupakan momentum yang sangat tepat untuk mendiskusikan berbagai masalah yang tengah terjadi di Indonesia saat ini khususnya Banten.
“Mudah-mudahan ini menjadi pengantar yang bisa mengantarkan kepada diskusi sehingga membuahkan ilmu-ilmu baik dari Bung Rocky Gerung, apalagi saat ini keadaan Indonesia kian pelik khususnya didunia politik,” ujarnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan pembacaan puisi oleh Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Untirta, Dr. Naniek. Penyampaian puisi dimaksudkan sebagai sambutan hangat dari FISIP Untirta sekaligus apresiasi atas kehadiran Rocky Gerung pada kegiatan kali ini.
Bedah Buku “Obat Dungu Resep Akal Sehat”
Kegiatan utama yaitu Bedah Buku karya Rocky Gerung, Obat Dungu Resep Akal Sehat, dimoderatori oleh Deni Saprowi selaku Ketua Pokja Wartawan Harian dan Elektronik Provinsi Banten.
Pemaparan awal dimulai oleh Dr. Ail Muldi selaku Ketua Prodi Magister Ilmu Komunikasi FISIP Untirta yang menjelaskan mengenai konsep kuliah reboan ini adalah sebagai ajang pembentukan gagasan-gagasan secara terbuka yang tentunya berdampak baik bagi bangsa bangsa.
“Kuliah reboan ini adalah gagasan dari Magister Ilmu Komunikasi yang dibentuk agar dapat melahirkan gagasan-gagasan secara terbuka khususnya untuk mahasiswa agar semakin berani untuk melakukan perubahan baik bagi bangsa,” ucapnya.
Ia juga menambahkan bahwa hari ini bangsa Indonesia menghadapi fenomena terkait adanya surplus penguasa defisit pemimpin. Hal ini tentu menjadi catatan penting serta tugas bersama seluruh lapisan masyarakat Indonesia khususnya sivitas akademika universitas.
Narasumber utama, Rocky Gerung, menyampaikan bahwa selain terdapat defisit pemimpin di Indonesia, ada defisit moral dan defisit etika yang mewabah saat ini. Hal tersebut menjadikan tantangan besar bagi generasi muda khususnya mahasiswa agar menyiapkan dari sekarang untuk memerangi berbagai defisit yang terjadi saat ini agar tidak terjadi di masa mendatang.
Ia juga menambahkan mengenai ruang kampus yang seharusnya dijadikan sebagai kesempatan untuk mengasah anak muda untuk berani mengadukan gagasan. “Ruang diskusi terbuka seperti ini harus banyak dilakukan karena berdampak baik bagi perkembangan pemikiran-pemikiran generasi muda agar semakin mencintai peduli terhadap isu atau masalah yang dihadapi bangsanya,” ujarnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi antara narasumber dengan audiens yang datang dari berbagai kalangan. Mulai dari dosen, mahasiswa, aktivis, hingga awak media. (AB/GWN/AAP)