Serang – Seminar Hari Air Dunia ke-32 dengan tema “Water for Peace” yang mengangkat isu Infrastruktur Air dan Krisis Iklim telah dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Air Dunia. Kegiatan ini diinisiasi oleh Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian (BBWS C3) dan berlangsung di ruang Multimedia Gedung Rektorat kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Sindangsari pada hari Jumat siang (22/03). Acara dihadiri oleh Prof. Dr. Ir. H. Fatah Sulaiman, S.T. selaku Rektor Untirta, para Wakil Rektor, serta jajaran Civitas Akademika Untirta. Turut hadir pula unsur dari UPT Kementerian, Pemerintahan Provinsi Banten, Kota Serang, dan Kabupaten Serang, serta mahasiswa dan mahasiswi Untirta. Serta turut dihadiri pula oleh Dr. Mahdani, SE, ST, M.Si, MM Kepala BAPPEDA Provinsi Banten, Dr. Ir. Isvan Taufik, ST.MT Sekretaris Dinas PUPR Provinsi Banten dan Dr. Subekti ST., MT Dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Untirta sebagai narasumber.
Rektor Untirta dalam sambutannya menyatakan komitmennya untuk berkolaborasi dalam menjaga sumber daya air. Beliau menyampaikan bahwa seluruh keluarga besar Untirta siap untuk saling berkolaborasi dalam memanfaatkan fasilitas sumber daya yang ada. Menurutnya, upaya yang dilakukan oleh BBWS sejalan dengan konsep “Healthy, Integrated, Smart, and Green Campus” yang ramah lingkungan di Untirta. Beliau mengapresiasi kegiatan tersebut karena air merupakan masalah yang relevan bagi semua orang. “Water for Peace”, dimana konflik antar negara dapat terjadi akibat krisis air, bukan hanya krisis minyak bumi, menurutnya. Beliau menekankan pentingnya menjaga siklus hidrologi air untuk mencegah dampak negatif bagi kehidupan di masa depan. Rektor berharap agar pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam mengelola sistem pengelolaan air meningkat, sehingga dapat menjadi budaya baru di masyarakat.
Dalam sambutannya, Kepala BBWS Cidanau-Ciujung-Cidurian, I Ketut Jayada ST, menegaskan bahwa pentingnya air bagi kehidupan manusia sangat tinggi, namun hanya sekitar 3% dari seluruh air di bumi yang dapat dimanfaatkan. Beliau menekankan perlunya manajemen yang baik dalam pengelolaan sumber daya air agar dapat diwariskan kepada generasi mendatang. BBWS C3 telah melakukan rehabilitasi dan perbaikan terhadap situ situ yang menjadi tanggung jawabnya. Sebagai pengelola sumber daya air di Provinsi Banten, BBWS harus mampu mengakomodir kepentingan berbagai pemangku kepentingan serta merencanakan strategi pengelolaan yang memaksimalkan pembangunan infrastruktur untuk mengantisipasi perubahan iklim. Beliau berharap kesadaran masyarakat dalam menjaga air dan sumber daya air akan meningkat, dengan menghindari tindakan penebangan liar dan pencemaran sungai. (PPVA/AAP)