Pandeglang-Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Reguler Tematik Gelombang 2, Kelompok 33 Desa Gunungcupu, Kecamatan Cimanuk, Pandeglang-Banten berhasil mengajak para petani Desa Gunungcupu untuk membuat pupuk kompos yang dapat membantu para warga dalam mengembangkan dan mendapatkan hasil panen yang sesuai dengan keinginan masyarakat.
Dengan kerja sama antara para dosen dari Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) mencoba untuk melakukan inovasi dengan memanfaatkan limbah seperti jerami, akar pohon bambu, air cucian beras, serta cairan gula merah sebagai bahan-bahan untuk pembuatan pupuk alami yang kemudian ditambahkan formula baru. Formula tersebut yakni berupa bakteri-bakteri yang telah dikumpulkan dalam suatu wadah yang saat ini sedang dikembangkan oleh dosen-dosen Fakultas Pertanian tersebut. Praktik pembuatannya dilakukan secara langsung dengan melibatkan para dosen, mahasiswa (dalam hal ini para mahasiswa KKM), dan juga para warga yang merupakan petani dari Desa Gunungcupu.
Pupuk yang dicontohkan oleh pemateri berjenis dua pupuk, yakni pupuk yang dibuat dari bahan jerami dan pupuk dari bahan akar bambu. Keduanya merupakan pupuk yang berasal dari bahan-bahan hayati yang jika diaplikasikan bisa menjadi POC (Pupuk Organik Cair). Dengan adanya pembaharuan pupuk dengan bahan-bahan organik maka dihasilkan pupuk yang lebih berkualitas dan dapat menghasilkan tanaman yang bagus dan bernilai tinggi.