Seminar Nasional BKS PTN Barat Bidang Ilmu Kedokteran Simpulkan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Diposting pada

Serang-Pada lanjutan Seminar Nasional, Focus Group Discussion (FGD) dan Rapat Kerja Kepengurusan Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Wilayah Indonesia Bagian Barat (BKS-PTN Barat) Bidang Ilmu Kedokteran menyimpulkan bahwa Indonesia masih kekurang dokter terutama dokter spesialis.

Menanggapi hal ini, Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) yang juga merupakan Ketua Forum BKS-PTN Wilayah Barat menjelaskan, memang tidak mudah dalam bidang kadokteran karena menyangkut dengan manusia dan secara kualitas atau mutu harus benar-benar dijaga.

“Secara substansi kami sebagai pimpinan di Untirta termasuk BKS PTN Wilayah Barat bersepakat soal kriteria untuk bisa membukan program spesialis harus unggul terlebih dahulu. Termasuk soal penambahan kuota dan penambahan ada kriterianya, maksimum saat ini 50 mahasiswa sesuai arahan konsul Fakultas Kedoteran (FK) UI. Saya kira substansi dari pertemuan hari ini hasilnya nanti akan disampaikan di rapat tahunan BKS PTN Barat, dan selamat atas telah ditunjuknya kepengurusan untuk Forum Bidang Kedokteran. Mudah-mudahan kepengurusan ini nanti bisa mengalirkan seluruh informasi, keinginan bersama dan untuk penguatan kolaborasi layanan FK yang lebih berkualitas dari waktu ke waktu,” jelasnya.

Ketua KKI Prof. Dr. dr. Putu Moda mengungkapkan, secara kuantitas dokter spesialis memang masih kurang dan dari sisi kualitasnya pun masih harus dilihat dari empat faktor seperti knowledge, psikomotor, value dan atitude.

”Dengan adanya global disruption, G20 di bidang kesehatan, KKI berpikir apakah nantinya dibuka (penambahan kuota-red) sesuai dengan perjanjian diratifikasi tenaga kita bisa berkompetensi atau apakah bisa bersaing atau tidak baik sisi kualitas maupun kuantitas,” ungkapnya.

Adi Perwakilan dari BKN mengatakan, proses rekrutmen CPNS ataupun P3K, BKN seringkali menemukan kendala kurangnya pelamar untuk dokter spesialis. Formasi untuk dokter spesialis pada umumnya kosong bahkan di daerah seperti Provinsi Banten yang sebetulnya dekat dengan kota besar seperti Jakarta.

“Beberapa tahun ke belakang formasinya kosong. Saya kebingungan karena Banten dekat dengan Jakarta, banyak fakultas kedokteran, kemudian pendidikan sepsialisnya juga ada tetapi dari Provinsi Banten tidak ada pelamarnya apalagi di daerah yang jauh. Padahal setiap tahun lulusan kedokteran itu banyak, sampai sekitar 18.000 orang se-Indonesia dan lowongan formasi CPNS untuk dokter kurang lebih sama 18.000 ribu tapi pelamarnya masih sedikit,” katanya.

Ketua Forum BKS-PTN Wilayah Barat di BKS-PTN Barat Bidang Ilmu Kedokteran, Dr. dr. Siti Farida, M.Kes, Ph.D., dan juga merupakan Dekan FK Untirta menuturkan, di tengah dinamika tersebut diharapkan pada kegiatan ini ada sumbangsih terkait dengan keadaan FK di setiap kampus yang tergabung dalam BKS-PTN Barat.

“Pada kesempatan ini kita berharap sebagai perwakilan institusi kita bisa memberikan sumbangsih mungkin bagaimana keadaan kondisi di FK yang berjalan selama di tengah dinamika kebijakan baru. Selain itu masing-masing fakultas juga bisa mewujudkan keunggulan dari masing-masing fakultas. Kita bisa saling sharing bagi yang sudah mewujudkan keunggulan maupun yang masih baru bisa bertukar melalui FGD dan rapat kerja ini,” tuturnya.

Pada FGD Rapat Kerja menurut dr. Erni Trisnasari, M.Pd dari mewakili FK Untirta  pada hasil diskusinya menyimpulkan terkait Pendidikan yang mesti ditegaskan tentang Implementasi keunggulan pada; Preklinik diantaranya Modul Khusus, Integrasi dengan modul lain, Aktifitas kegiatan mahasiswa, Hidden kurikulum dan juga tentang Rotasi Klinik pada; Stase khusus keunggulan prodi, topik pembahasan disetiap stase klinik, serta lebih sulit diterapkan dibandingkan kurikulum pre-klinik. Kemudian didalam Penelitiannya mengedepankan penerapan keunggulan  dalam roadmap penelitian dan pengabdian masyarakat dengan memberikan prioritas sesuai roadmap/keunggulan untuk mendapatkan hibah dan menekankan keunggulan pada topik tugas akhir. Dan mengenai Pengabdian Masyarakatnya FK lebih condong kepada kegiatan pengabdian yang dilakukan dalam bentuk desa binaan.

Untuk capaian yang telah dipaparkan tersebut FK membutuhkan suatu Rekomendasi yaitu perlunya dilakukan standarisasi jumlah SKS yang berkaitan dengan keunggulan prodi, kemudian Fakultas memberikan kemudahan mendapatkan hibah bagi penelitian dan pengabdian masyarakat dosen /mahasiswa dengan topik sesuai keunggulan, modul elektif keunggulan program studi dapat dipilih oleh mahasiswa kedokteran dari fakultas kedokteran lain (wilayah barat), serta pelaksanaan modul dilaksanakan pada tingkat/semester yang sama sehingga memungkinkan dapat dilakukan secara luring.”paparnya.

Pada kegiatan hari ke-dua ini Seminar dan Raker dihadiri oleh 13 peserta BKS-PTN Barat bidang ilmu kedokteran dari total 16 kepesertaan yang dilaksanakan secara hybrid, hadir Rektor Untirta Prof. Dr. Ir. H. Fatah Sulaiman, S.T., M.T., empat Narasumber, Ketua KKI, BKN-RI, LAMPT , Guru besar IPB, Sivitas Akademika Untirta seperti Para Ketua Lembaga, Dekan, Wakil De Bukan, Sekretaris SPI, Para Kepala UPT, Para Kepala UPP, dan staf.(TMA/HI/ AAP/VDF)