UPP PMKUPK Gelar Workshop Pengembangan MKU berbasis IKU dan OBE demi Sukseskan Program MBKM

Diposting pada

Serang-Unit Pusat Penunjang Pengembangan Mata Kuliah Umum dan Pembinaan Kepribadian (UPP PMKUPK) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) meneyelenggarakan kegiatan ‘Workshop Pengembangan Mata Kuliah Universitas (MKU) berbasis Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Outcome Based Education (OBE) bagi Dosen Untirta Tahun 2022’, Jumat (19/8/2022), di Ruang Multimedia Kampus Untirta, Sindangsari, Kabupaten Serang. Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Pengabdian dan Hilirisasi Riset Dr. Agus Sjafari, M.Si., (WR I) Ketua UPP PMKUPK Dr. Jakaria, M.A., dan jajaran, pemateri kegiatan Fauzan dari Kemendikbudristek dan Arif Hidayat
dari Himpunan Kurikulum Wilahayh DKI Jakarta serta para dosen pengampu MKU Dasar di lingkungan Untirta.

Menurut Jakaria, kegiatan ini dilaksanakan guna mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) karena saat ini Mata Kuliah Dasar Umum masuk ke dalam program MBKM. Dengan adanya perubahan tersbeut maka menurutnya mau tidak mau para pengampu mata kuliah harus mampu menjalankan proses perubahan perkuliahan dimulai dari kurikulum dan waktunya.

“Biasanya ada di semester depan, tetapi ini ada di semester lima dan itu bisa ditawarkan pada semester ganjil dan genap. Jadi perubahan ini untuk mengikuti juga pesan dari Kemendikbudristek soal aturan MKU masuk ke dalam program MBKM. Setuju atau tidak kita harus taat asas dan tinggal menyesuaikan saja,” tuturnya.

WR I menjelaskan MKU memiliki kontribusi dalam capaian IKU yakni pada IKU 7 yang menyangkut dengan pengembangan project citizen ship dan karakter. Maksudnya adalah pada hal ini mata kuliah dapat berbasis pemecahan kasus dan berbasis project.

“Artinya apa yang bisa dikerjakan secara mandiri oleh mahasiswa bisa dicapai dengan pengembangan karakter. Kontribusinya banyak. Kemudian berkaitan dengan OBE kita juga sedang mengembangkan kurikulum berbasis OBE yang pertama dan yang dilihat itu adalah Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) pembelajaran lulusan. Ada lulusan profil masing-masing bagaimana lulusan kita memiliki karakter.

“Mudah-mudahan bisa mingmplementasikan itu bagaiamana berbasis MKU itu berbasis CPL dan CPK ada juga capaian pembelajaran sub mata kuliah bagaimana kita membuat RPS atau SAP sampai sebegitu detilnya. Jadi Terima kasih yang memangku MKU,” jelasnya.(HI/AAP/VDF)
[13.08, 19/8/2022] Hilman Lemri: ICCN Banten Ajak Mahasiswa FEB Jadi Aktor dalam Bidang Ekraf

Serang-Kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) tingkat fakultas telah memasuki hari kedua pada Jumat (19/8/2022). Pada momen hari kedua ini, para mahasiswa baru (maba) usai mengikuti rangkaian pengenalan kampus pada tingkat universitas dikenalkan lebih jauh lagi terkait pengenalan dunia fakultas masing-masing dan diberikan materi yang sesuai dengan jurusan yang diambil oleh para mahasiswa. Hal ini seperti yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Untirta yang menyajikan materi terkait ekonomi kreatif.

Tidak tanggung-tanggung, BEM FEB Untirta menghadirkan langsung Founder Tangsel Creative Foundation dan Kordinator Daerah Banten pada Indonesia Creative Cities Forum (ICCN).
Hilmi Fabeta yang ahli dalam dunia ekraf.

Usai menyampaikan materi, Hilmi mengatakan 17 subsektor kreatif seperti
di antaranya Pengembang Permainan, Arsitektur, Desain Interior, Musik, Seni Rupa, Desain Produk, Fesyen, Kuliner, Film, Animasi dan Video, Fotograf, Desain Komunikasi Visual, Televisi dan Radio, Kriya,Periklanan, Seni Pertunjukan, Penerbita dan Aplikasi harus bisa dijalankan oleh para mahasiswa ekonomi.

“17 subsektor (ekraf-red) adalah era kita. Pertanyaannya, apakah kita memahami peran? Memang ekraf tidak akan tertinggalkan tapi apakah kita hanya jadi konsumen saja, dan kebanyakan dari kita jadi tidak produktif karena beberapa jam kita cuma ngeliatin medsos doang, scroll dan scroll konten orang terus menerus. Jadi sudah disampaikan tadi kita sudah ada formulanya tips dan triknya. Yang penting mau aksi,” ujarnya Hilmi.

“Jika kita sudah memahami peran, kita bisa menjalankan ekraf dengan matang, bisa membuat suatu even, membuat komunitas serta di level yang akan memengaruhi suatu kebijakan di wilayahnya. Namun, kembali lagi, apakah kita mau berperan atau aksi atau hanya sebagai penonton saja,” tambahnya.

Ketua BEM FEB Haikal Akbar Fadilah menuturkan, di era menuju 5.0 mahasiswa perlu memperdalam langsung dari para praktisi yang sudah berpengalaman. Namun, ia juga menegaskan usai mendapatkan materi para mahasiswa baru pun diajak untuk langsung mempraktikkannya seperti terjun langsung membuat konten kreatif.

“Jadi temen-temen ini nantinya akan terjun ke lapangan membuat konten kreatif tentang kuliner di Banten serta konten kreatif lainnya terhadap suatu produk. Kita juga ada beberapa program sehingga mahasiswa bisa menyalurkan kemampuan wirausahanya. Jadi mahasiswa di sini tidak hanya mendengarkan materi dan datang saja melainkan jugadisalurkan lebih lanjut dengan terjun langsung ke lapangan,” ucapnya yakin.(HI/TMA/AAP/VDF)