Serang – Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI) cabang Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menyelenggarakan kursus linguistik tahunan dengan tema “Pengetahuan Linguistik dalam Pengajaran Bahasa : Riset dan Aplikasi” melalui virtual, Sabtu (21/5/2022).
Ketua MLI Cabang Untirta Aisyah Hamidiyah mengatakan, kegiatan ini untuk memberikan semangat kepada mahasiswa tentang linguistik, karena minat linguistik di kalangan mahasiswa mulai berkurang.
“Kegiatan ini diharapkan dapat membangkitkan gairah melakukan riset dan diskusi yang berhubungan dengan linguistik,” kata Aisyah.
Ia mengatakan, kursus linguistik tahunan ini untuk membangkitkan minat dan inspirasi kepada mahasiswa, supaya mahasiswa semangat untuk melakukan riset di bidang linguistik.
“Kalau sekarang kita kaitkan dengan pengajaran bahasa di sekolah, kalau sebelumnya membahas tentang Linguistik murni,” ujarnya.
Ia menuturkan, pelaksanaan kursus linguistik bekerja sama dengan perguruan tinggi mitra, diharapkan di masa yang akan datang dapat menyelenggarakan kegiatan ini secara tatap muka dan mencakup peserta yang lebih besar lagi.
“Diharapkan dengan diselenggarakannya kegiatan ini memberikan inspirasi, serta diharapkan riset di bidang linguistik di Banten berkembang,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Rosmania Rima mengatakan, kegiatan ini diikuti 170 peserta terdiri dari mahaiswa jenjang S1, S2 dan S3 serta dosen, dan peneliti dan peminat linguistik.
“Kami berharap peserta mendapatkan insight untuk melakukan penelitian bahasa dan mengaplikasikannya dalam pembelajaran,” ucapnya.
Former Chair of MLI 2011-2014 dari Universitas Prasetiya Mulya Faizah Sari dalam penyampaian materinya menyebutkan empat hal yang harus dikembangkan dalam kemampuan riset, yakni linguistik core knowledge pedagogical principles, statistic dan technology.
“Mahasiswa diharapkan tidak ragu untuk membuat riset tentang linguistik,” ujarnya.
Pemateri dari Untirta Prof. Asep Muhyidin mengharapkan kegiatan kursus ini bisa dilaksanakan sebulan sekali karena kegiatan ini bisa meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mahasiswa dan dosen.
“Kegiatan ini bisa saling mengisi dan berbagi pengalaman, seperti tadi ada penelitian di jurnal tertentu bisa kita bedah dan kaji kemudian dilakukan penelitian bersama,” ujarnnya. (Denis)*