Serang, (19/10/2021) – Lembaga Sertifikasi Profesi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa menyelenggarakan seminar dengan tema Peran Lembaga Sertifikasi Profesi Yang Terlisensi BNSP Dalam Mendukung tercapainya Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi pada kamis, (19/10). Seminar ini mengundang para pejabat kampus dan para dosen yang ingin mengikuti sertifikasi profesi dan narasumber dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi yakni wakil ketua BNSP, Miftakul Azis, MH.
Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi Untirta, Dr. Abdul Fatah, M.Si dalam pengantarnya mengatakan kegiatan seminar ini merupakan rangkaian dari proses lembaga sertifikasi profesi untirta untuk melangkah mendapatkan lisensi dari BNSP yang ditelah ditetapkan pada tanggal 18 Maret 2021 lalu. Dr. Abdul Fatah juga melaporkan bahwa LSP Untirta sedang melakukan revisi perbaikan skema. “Secara keseluruhan terdapat 13 skema yang diajukan dan dibulan November ini akan dirancang serta diadakan pelatihan asesor kompetensi”ucapnya. Lebih lanjut Dr. Abdul fatah yang juga kepala UBIS Untirta ini menjelaskan Untirta telah memiliki 26 dosen yang telah memiliki sertifikat asesor kompetensi. Diakhir sambutan dirinya berharap setelah pelatihan asesor kompetensi pada bulan November, dibulan berikutnya LSP Untirta sudah siap untuk di lisensi. ”kita tuntaskan pendirian LSP Untirta ini ditahun 2021”timpalnya.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Pengembangan Inovasi Pengabdian dan Hilirisasi Riset, Dr. Agus Sjafari, M.Si sebelum membuka kegiatan tersebut mengatakan kegiatan seminar ini sangat penting terkait penyempurnaan skema yang akan diajukan untuk mendapatkan lisensi LSP P1. Dr. Agus juga mengungkapkan pentingnya LSP terutama bagi alumni atau mahasiswa untirta khususnya dalam memberikan kepastian memiliki kompetensi yang unggul. “jadi tidak hanya ijazah saja yang didapat tetapi dia juga memilki kompetensi yang dimiliki”.tukasnya. Untuk itu menurutnya para dosen harus mengikuti terlebih dahulu uji kompetensi sehingga para dosen kelak dapat memberikan uji kompetensi bagi mahasiswa Untirta. DR. Agus sjafari juga menyoroti mekanisme uji komptensi yang sangat rigid untuk itu dirinya yakin dengan komitmen yang kuat dari tim LSP Untirta, dapat memperoleh lisensi LSP yang pada akhirnya akan mendukung Indikator Kinerja Utama yang terstandarisasi secara baik.
Mengawali materinya, Wakil Ketua BNSP Miftakul Azis bercerita alasan pentingnya uji kompetensi. Ia menjelaskan bahwa setidaknya ada 4 tantangan terkait isu pendidikan dan penyiapan tenaga kerja. Keempat tantangan tersebut ialah bonus demografi, masyarakat ekonomi asean, industri 4.0, dan covid 19. Untuk menghadapi empat tantangan tersebut perguruan tinggi harus peka terhadap perubahan dan mampu menciptakan profil lulusan perguruan tingginya yang relevan dengan kebutuhan di masa yang akan datang. “banyak pekerjaan atau profesi yang dulunya ada, kini tiada atau digantikan dengan peran teknologi”.ucapnya. Lebih lanjut miftakul menyampaikan saat ini banyak perguruan tinggi yang berkiblat pada dunia industri sehingga perguruan tinggi dapat melihat relevansi lulusannya kelak. (RDB)