Serang-Pada tanggal 4 Agutus 2021, LP3M Untirta menyelenggarakan Workshop Penyusunan Rencana Pembelajaran Berbasis Case Method dan Team Based Project. Ketua Panitia kegiatan, Anggoro S. Pramudyo dalam laporannya menyampaikan bahwa workshop ini diselenggarakan sebagai bagian dari upaya mencapai Indikator Kinerja Utama (IKU) ke-7, yaitu jumlah mata kuliah yang menggunakan case method dan atau team based project. Workshop ini sengaja dilaksanakan sebelum masa perkuliahan semester ganjil 2021 yang akan dimulai pada 23 Agustus 2021, agar semua dosen Untirta siap menjalankan tugas pengajaran.
“Ketua LP3M Ali Alhamidi dalam sambutan pengantarnya menyampaikan bahwa workshop CSL (case study learning) dan pbl (project based learning) menjadi bagian penting dan terintegrasi, disamping sebagai penopang capaian kinerja rektor juga bagian implementasi dari konsep kurikulum obe (outcome based education) yang pada siklus pdca (plan-do-check-act) dan siklus ppepp dan ini terus didorobg guna menyialkan prodi untuk akreditasi banpt 9 kriteria dan akreditasi internasional.
WR1 Untirta, Dr. Agus Sjafari yang membuka acara workshop ini memberikan apresiasi kepada LP3M yang telah menjalankan perannya dalam upaya pencapaian IKU Untirta. Beliau juga berpesan kepada para dosen yang hadir untuk memperhatikan dengan baik materi yang disampaikan oleh nara sumber, sehingga bukan hanya capaian IKU yang diperoleh, namun juga implementasi pembelajaran melalui case method dan team based dan terlaksana dengan baik di semua program studi.
Workshop RPS kali ini mengundang Dr. Uwes Anis Chaeruman, pria kelahiran Rangkasbitung, yang sejak tahun 2018 sampai sekarang menjadi Advissory Board Member of ASEAN Cyber University dan anggota dewan penasehat Asosiasi Program Studi Teknologi Pendidikan Indonesia. Beliau menyampaikan banyak contoh mata kuliah yang beliau ampu dan berbasis pada case method dan team based project. Pada intinya pembelajaran ini bersifat deduktif yang dimulai dengan pemberian kasus dan kemudian baru dijelaskan setelah itu. Adapun pembobotan sistem evaluasinya adalah minimal 50% untuk metode studi kasus (partisipatif) dan atau projek berbasis tim (kolaboratif), sedangkan 50% sisanya untuk evaluasi kognitifnya termasuk quiz, UTS, dan UAS yang mengukur pengetahuan mahasiswa.
Menurut beliau sebetulnya semua dosen telah menyusun RPS dan menerapkan metode studi kasus dan projek bebrbasis tim ini, namun seringkali dokumentasinya yang masih kurang. Untuk itu diperlukan sebuah rencana tertulis yang berisi statement tentang capaian pembelajaran mata kuliah (CPMK) dan sub-CPMK yang ingin dicapai dari mata kuliah.
Tampil sebagai moderator acara adalah Dr. Ir. Supriyanto yang merupakan Wakil Ketua Gerakan Revolusi Mental (GNRM) Untirta tampak tidak menyia-nyiakan kesempatan berkumpulkan para dosen Untirta di acara ini. Di hadapan 444 dosen yang join di zoom meeting, beliau memberikan pengantar tentang nilai-nilai JAWARA sebelum mengenalkan pembicara. Menurutnya dosen sebagai pendidik harus memiliki kewibawaan di hadapan para pembelajar. Wibawa merupakan salah satu nilai dalam karakter JAWARA Untirta.
Dalam kegiatan workshop ini para peserta sangat antusias mendengarkan dan memperhatikan materi. Dalam tiga termin diskusi yang dibuka, semuanya penuh dengan pertanyaan. Sebagai bagian dari workshop ini, para peserta diberikan tugas untuk membuat Rencana Pembelajaran Semester (RPS) sesuai mata kuliah masing-masing, khususnya yang akan diampu di semester Ganjil 2021/2022. Untuk membantu dosen menyiapkan RPS, ditugaskan kepada Kaprodi dan WD1 untuk menjadi fasilitator. Contoh RPS telah disediakan di Spada Untirta, dan pengumpulan diberikan waktu hingga 11 Agustus 2021 melalui Spada juga.
Semoga para dosen dapat memperoleh pengetahuan tentang pembelajaran berbasis studi kasus dan projek berbasis tim dan kemudian mampu menuangkannya dalam bentuk RPS dan kemudian dapat diterapkan pada pembelajaran semester Ganjil 2021 yang akan dimulai pada 23 Agustus 2021. (Supri)