Tim Pendampingan Sosial Untirta Melaksanakan Ekspose Laporan Pendahuluan

Diposting pada

Jum’at (21 Mei 2021 – Tim pendampingan sosial (PS) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa program kerjasama antara BNPB dengan Untirta melaksanakan ekspose laporan pendahuluan secara daring yang diikuti oleh Kasubdit Penanggulangan Sosial Hening beserta tim, Wakil Rektor Bidang 4 Untirta dan Tim pendampingan sosial Untirta, perwakilan BPBD Provinsi Banten, Kabupaten Lebak dan Pandeglang.

Wakil Rektor 4 Untirta Dr. H. Aceng Hasani, M.Pd menyampikan bahwa tim pendampingan sosial terus bergerak melaksanakan program. “Terakhir, tim melaksanakan sosialisasi di Desa Sajiramekar Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak dan Desa Semberjaya Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang”, ujarnya. Ia menambhakan bahwa seluruh tim pendampingan sosial, ekomoni, pembinaan dan pendampingan ekonomi dan fisik Untirta melaksanakan kegiatan sesuai dengan yang telah dijadwalkan.

Paparan laporan pendahuluan disampikan oleh Sekretaris tim pendampingan sosial Untirta Dr. Mochamad Naim, M.Si. Ia memaparkan terkait pendahuluan, kajian pustaka, pendekatan dan metodologi, gambaran wilayah dan kebencanaan serta pelaksanaan kegiatan. “Kami berupaya melakukan yang terbaik untuk program ini dengan semangat kebersamaan sesuai dengan pedoman dan jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya”, imbuhnya. Ia menambahkan bahwa seluruh kegiatan pendampingan sosial di terekspose  di website Untirta, media cetak, digital/elektronik agar dapat diketahui oleh masyarakat.

Kasubdit Pemulihan dan Peningkatan Sosial Tri Hartatiningsih memberi catatan kepada tim untuk lebih detail dalam meskoring berdasarkan metodologi yang telah ditetapkan. “Kami ingin melihat secara detail terkait analisis kebutuhan dan metodologi apa yang digunakan sesuai dengan yang dipaparkan pada kick of meeting. Indikatonya apa saja terkait kebutuhan di lokasi”, ujarnya. Ia menambahkan bahwa sub sektor saat ini ada penambahan menjadi sembilan.

Ketua tim pendampingan sosial Dr. Mirajiani manyampaikan detail metodologi. “Analisis kebutuhan di combain dari kualitatif dan kuantitatif metode”, ujarnya. Ia menambahkan dari situ akan terlihat tingkat kebutuhan prioritas dan sub sektor yang sesuai. “Apa yang menjadi kebutuhan bagi masyarakat didapat berdasarkan metode ilmiah sehingga hasilnya akurat”, tambahnya. Selanjutnya, tim akan mendalami ke masyarakat untuk melakukan analisis kebutuhan secara terperinci. FGD dan mengumpulkan data sekunder untuk tahap rapid assessment. “Data sekunder menjadi data pertimbangan rekomendasi FGD”, ujarnya.

BNPB mengingatkan tim bahwa dalam pemilihan lokasi harus ada berita acara antara pihak Universitas dengan BPBD, sehingga terjadi sinergitas antara pihak terkait di lapangan.

Direktur Pemulihan dan Peningkatan Sosial Ekonomi dan SDA BNPB Dr. Yolak Dalimunthe, S.E, M.M menutup sesi diskusi menyampaikan bahwa “Kita wajib bersyukur karena sama-sama masih bisa bertemu dalam keadaan sehat, semoga kegiatan berjalan lancar dan terus bersinergi”, ujarnya.