Perjalanan ke Luar Negeri
Berjalan-jalan ke luar negeri adalah impian dan harapan hampir bagi kebanyakan orang. Dari perjalanan ini, kita dapat menyadari bahwasannya dunia itu luas dan akan menambah pengetahuan kita terhadap budaya luar. Dahulu, berpergian ke luar negeri hanya dapat dilakukan oleh orang-orang berada. Namun, perjalanan ke luar negeri perlu didasari dengan tujuan yang jelas. Tujuan ini bisa berupa kuliah, research, cultural exchange, lomba internasional, international conference, dan masih banyak lagi. Hal tersebut juga sesuai dengan impian saya sejak 2017 yang sangat ingin mengunjungi negara Ottoman, yaitu Turki.
Awalnya, tujuan itu hanyalah seperti mimpi yang tidak akan pernah terwujud mengingat kurangnya biaya dan persiapan untuk bisa sampai kesana. Namun, tepatnya pada tahun 2018 terdapat beasiswa YTB (Turkiye Scholarship) yang ditawarkan oleh pemerintah Turki kepada warga negara-negara di dunia untuk dapat kuliah S1, S2, dan S3 di Turki. Saat itu, saya masih merupakan Mahasiswa Aktif di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) semester ke-2. Keinginan untuk kuliah di kampus impian sejak SMA dan hasrat untuk mencoba mendapatkan kesempatan kuliah di Luar Negeri membuat saya mengikuti tes SBMPTN untuk ke-2 kalinya dan juga apply beasiswa YTB untuk kuliah di Turki.
Perjuangan Meraih Impian
Sepanjang perjalanan saya menunggu hasil dari usaha saya untuk mendapatkan kedua hal yang saya impikan tersebut, terdapat berbagai rintangan dan halangan yang harus saya hadapi. Mengimbangi jadwal kuliah yang padat, serta persiapan SBMPTN dan apply beasiswa ke Turki membuat kesehatan saya semakin memburuk. Rumah Sakit seperti rumah kedua saya saat itu, saya didiagnosa mengidap penyakit yang mematikan (tidak bisa disebutkan) saat itu. Ditambah lagi dengan anggota keluarga saya yang meninggal dunia dan juga kegagalan mendapatkan kampus impian serta beasiswa ke turki yang saya impikan. Keadaan tersebut sempat mengubur mimpi-mimpi saya saat itu.
Namun, seiring berjalannya waktu saya mencoba menggali kembali impian saya yang telah terkubur. Hal tersebut juga memotivasi saya untuk mendapatkan mimpi-mimpi lain yang saya pikir mustahil untuk saya dapatkan, karena kegagalan di masa lampau membuat saya tidak peduli terhadap kegagalan yang akan saya dapatkan lagi. Turki masih menjadi negara impian yang saya harus kunjungi selama hidup saya, khususnya saat menjadi mahasiswa. Menariknya, saya menempel kertas dengan tulisan “TURKI 2019” di samping tempat tidur saya, sehingga sebelum tidur saya dapat melihat tulisan itu dan selalu bershalawat agar do’a saya terkabul. Seiring berjalannya waktu, hikmah yang saya dapatkan dari perjuangan saya di masa lampau adalah saya terpilih menjadi Mahasiswa Berprestasi (Mapres) 1 UNTIRTA 2020.
Pengalaman Kegiatan Internasional
Pengalaman saya dalam kegiatan internasional bermula saat saya mengikuti lomba World Innovation dengan membawa project penelitian bersama tim saya yang beranggotakan saya Akbar Gama Refarjan, Jakaroni Sofa, Dara Utami Damayanti, Arsya Aditya Pratama, dan Yasir Khumasi dari Jurusan Teknik Kimia UNTIRTA angkatan 2017 dengan Dosen Pembimbing Ibu Dr. Rahmayetty, S.T., MT. Dengan keberanian dan percaya diri saya mencoba untuk mendaftarkan karya tim saya ke dunia Internasional, ke negara Malaysia, Thailand, dan Russia. Alhamdulillah, dengan perjuangan yang melelahkan akhirnya tim saya lolos di ketiga negara tersebut. Dengan pertimbangan oleh tim, dosen pembimbing, dan Rektor kami dipilih agar mengikuti perlombaan tersebut di Moscow, Russia. Persiapan dilakukan secara matang untuk menghadapi kompetisi tingkat dunia tersebut sebelum berangkat ke Moscow, Russia. Segala persiapan secara teknis seperti Passport, Visa, Itinerary perjalanan selama di Russia sudah selesai, namun sayangnya H-3 sebelum kami berangkat menuju moscow, perjalanan tersebut harus kami batalkan dikarenakan Pandemi Covid-19 yang menyebar di berbagai belahan dunia serta diberlakukannya Lockdown di negara Russia itu sendiri. Hal tersebut cukup membuat tim kami kecewa setelah melakukan persiapan yang begitu panjang. Lomba tersebut akhirnya terpaksa dialihkan ke negara lain, yaitu Turki. Saya sempat berpikir akhirnya saya akan pergi ke negara impian saya, namun lagi-lagi Pandemi Covid-19 menggagalkan rencana keberangkatan kamu dan akhirnya lomba pun dilaksanakan secara Online, tetapi alhamdulillah kami bisa mendapatkan Medali Perak pada ajang kompetisi tingkat dunia tersebut.
Istanbul Youth Summit 2021
Keinginan untuk mengunjungi negara Turki masih menjadi impian terbesar saya untuk dapat diwujudkan sebelum saya lulus dari Universitas. Pada bulan Agustus – September 2020, saya melihat pada sebuah pamflet terkait kegiatan Istanbul Youth Summit (IYS) 2021. Istanbul Youth Summit (IYS) 2021 adalah sebuah aktivitas yang diinisiasi oleh Youth Break the Boundaries (YBB). Tujuannya untuk membangun semangat dari kepemimpinan seorang pemuda di masa depan, dengan menyediakan pendekatan secara moral didasari dengan pendidikan yang berfokus dalam menanamkan nilai-nilai karakter nasionalistik dan untuk menumbuhkan cakrawala baru tentang pendidikan dan budaya internasional untuk generasi muda. YBB adalah organisasi yang berfokus pada semua instrumen terkait pengembangan dan pemberdayaan pemuda untuk kepemimpinan masa depan yang unggul dengan identitas dan karakter yang kuat. Untuk mewujudkan konsistensi dalam membangun karakter anak muda, YBB telah menciptakan inovasi dalam kegiatan anak muda. Sejak 2017, YBB telah mengadakan KTT Pemuda Internasional yang berjudul “KTT Pendidikan dan Kewirausahaan Pemuda (YEES!)” di Istanbul, KTT Budaya dan Pendidikan Remaja (YCEE) Januari 2019 yang berhasil diselenggarakan di Istanbul, Turki dan KTT Kepemimpinan dan Kewirausahaan Pemuda Internasional (IYLES) Agustus 2019 di Kuala Lumpur, Malaysia, serta KTT Pemuda Istanbul (IYS) Januari 2020 di Istanbul, Turki.
Seleksi awal dilakukan dengan mengirimkan Essay dengan tema “Public Leadership Through the Crisis” dan Sub-tema berupa Pendidikan, Ekonomi, Pemerintahan, Sosial, Kesehatan Masyarakat, dan Lingkungan. Saya memilih Sub-tema Lingkungan yang mana masih berhubungan dengan jurusan saya selama kuliah. Esai yang saya buat membahas mengenai pengolahan sampah elektronik selama masa pandemi yang dapat membantu mengembalikan kestabilan ekonomi dengan peran pemuda Indonesia di dalamnya. Sampah elektronik yang telah dikelola akan dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan baterai mobil listrik untuk mempercepat program pemerintah dalam hal pengurangan emisi karbon dengan memproduksi massal kendaraan listrik.
Dari total 500+ peserta yang telah ter-seleksi dari berbagai negara, dipilih sekitar 20 peserta terbaik untuk tahap interview untuk mendapatkan program fully funded. Alhamdulillah, saya terseleksi untuk mengikuti tahap Interview tersebut. Hasil yang saya dapat masih kurang beruntung untuk mendapatkan program fully funded tersebut sehingga harus menggunakan uang pribadi dan sebagian uang dari kampus. Tetapi saya tetap merasa terhormat dapat terpilih interview diantara peserta-peserta terbaik lainnya.
Semua peserta yang telah terpilih untuk mengikuti IYS 2021 kemudian dibagi per kelompok untuk membuat Social Project yang berhubungan dengan bagaimana cara pemuda mengatasi krisis di masa pandemi. Kelompok saya mendapatkan tugas Social Project bidang pendidikan. Social Project yang kelompok saya bawakan berjudul “CollaborAction”, dimana permasalahan ini diangkat dari sulitnya siswa yang khususnya di daerah pedesaan yang sulit sinyal untuk belajar secara daring saat masa pandemi. Hal tersebut selain dikarenakan susahnya sinyal, juga kurangnya pengetahuan teknologi oleh siswa yang ada di pedesaan tersebut. Sehingga kami memberikan solusi secara CollaborAction, kenapa tidak koloaborasi? Karena kolaborasi juga membutuhkan aksi dalam tindakannya. Kami mencoba berkolaborasi dengan beberapa parntership yang menyediakan solusi dalam hal teknologi, sosial, dan pendidikan. Partnership dalam bidang teknologi adalah Ubiqu yang menyediakan internet menggunakan satelit yang dapat menjangkau daerah-daerah terpencil yang sulit akses internet, dalam bidang sosial kami memiliki partnership yaitu Gerakan Mengajar Desa yang juga merupakan organisasi oleh salah satu anggota kami yang tujuannya mengedukasi siswa-siswa di daerah terpencil dengan cara mengajar siswa-siswi tersebut untuk mempercepat pengetahuan tentang teknologi, dan yang terakhir adalah partnership dalam bidang pendidikan yaitu Stiffin yang juga merupakan organisasi salah satu anggota dari tim kami. Stiffin bertujuan untuk mengetahui minat dan skill masing-masing siswa agar dapat diarahkan pada hal positif yang sesuai passionnya.
Acara ini dilaksanakan di Istanbul, Turki pada tanggal 22-25 Maret 2021. Setelah semua kelompok menyelesaikan social project yang telah dibuat, selanjutnya kami mempresentasikan project tersebut dihadapan para juri dan orang-orang berpengaruh di Indonesia. Selain presentasi social project kami, acara ini juga mengadakan seminar yang mengundang orang-orang berpengaruh di Indonesia untuk menyampaikan materinya. Pemateri yang diundang antara lain; Azis Syamsudin (Wakil Ketua DPR RI), Ahmet Atabas (Perwakilan dari Beasiswa YTB), Taha Ayhan (President of IYCF), Lalu Muhammad Iqbal (Duta Besar Republik Indonesia untuk Turki), Agus Khudlori (Staff Khusus Gubernur DKI Jakarta), dan Billy Mambrasar (Staff Khusus Presiden RI), serta masih banyak lagi.
Pengalaman Menjelajahi Turki
Datang ke negara impian hanya untuk mengikuti acara IYS 2021 terasa akan sangat sia-sia tanpa menjelajahi keindahan alam negara ini. Selama di Turki saya menjelajahi Istanbul-Kusadasi-Pamukkale-Konya-Cappadocia-Ankara dan kembali ke Istanbul untuk melihat keindahan alam serta mempelajari sejarah islam di negara ini. Kunjungan ini seperti ziarah ke makam Jalaludin Rumi yang menciptakan tarian sufi dan juga mengunjungi tempat-tempat lainnya, serta yang paling penting adalah mengunjungi Hagia Sophia sebagai saksi penting peran pemuda seperti seorang Muhammad Al-Fatih dalam penaklukan konstantinopel yang sekarang disebut dengan Istanbul. Mengunjungi Hagia Sophia membuat saya meneteskan air mata karena terharu bahwasannya impian saya tercapai. Dahulu, saya berdo’a kepada Allah SWT agar dapat menghantarkan saya untuk sampai di tempat ini, dan Alhamdulillah akhirnya terwujud. Namun, perjalanan manis juga kurang imbang jika tidak ada masa pahitnya. Ada masa-masa pahit yang tidak bisa disebutkan, namun hal tersebut tidak menjadikan perjalanan ini terasa pahit, saya menganggap ini adalah hal yang manis juga untuk kenang-kenangan saya di masa depan.
Penutup
Terkadang impian yang kita anggap mustahil didapatkan bukan karena mimpinya yang terlalu besar, tetapi usaha dan harapan kita yang terlalu kecil sehingga membuat mimpi itu terasa terlalu besar. Saya berharap bagi para pembaca, agar terus berusaha meraih impiannya dengan senantiasa berikhtiar dan berdo’a kepada Allah SWT supaya dimudahkan dan dilancarkan urusannya. Akhir kata saya ingin mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga kepada orang-orang yang telah mendukung dan mendo’akan saya hingga saat ini yang saya mohon maaf tidak bisa menyebutkan namanya satu per satu. Terima kasih.