Serang, (15/02/2021) – Mengawali awal tahun 2021 ini, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan Universitas Primagraha (UPG) bekerjasama mengadakan Workshop Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) pada senin (15/02). Workshop pekerti merupakan workshop yang menjadi syarat bagi para dosen yang akan mengurus jabatan fungsional dan sertifikasi. Workshop ini diselenggarakan selama 5 hari mulai dari tanggal 15 – 19 Februari 2021 dengan 12 materi yang akan disampaikan secara daring. Ketua pelaksana workshop pekerti, Prof. Dr. Yayat Ruhiat, M.Si dalam laporannya menjelaskan bahwa pelaksanaan workshop pekerti ini didasarkan beberapa hal diantaranya adalah legalitas yang sah berdasarakan Surat Keputusan Dirjen SDID yang menunjuk Untirta sebagai pelaksana sertifikasi. Selain itu masih menurut Prof. Yayat, UPG menjadi tempat penyelengara Pekerti karena adanya memorandum of understanding antara Rektor Untirta dengan Rektor UPG dan juga Perjanjian Kerjasama antara ketua LP3M Untirta dengan Ketua LP3M UPG. Diakhir laporannya Prof Yayat menyebutkan jumlah peserta yang ikut dalam workshop pekerti mencapai 132 orang yang terdiri dari dosen PTN dan juga dosen Perguran Tinggi Swasta di Indonesia.
Rektor Universitas Primagraha, Dr. Romlie Ardie, M.Pd dalam sambutannya sempat mengenalkan sekilas profil dari Universitas Primagaraha. Menurutnya Universitas Primagraha masih tergolong Universitas swasta baru. “UPG dulu merupakan gabungan dari STKIP dan STIE karena adanya desakan dari masyarakat untuk meningkatkan status menjadi Universitas”.ujarnya. Dr. Romlie menambahkan UPG diresmikan menjadi Universitas pada bulan juni 2020 dan hingga saat ini telah memilki lima fakultas. Meski masih tergolong Universitas muda, UPG ternyata memilki prodi yang unik yang jarang dimiliki Universitas lain yakni prodi Administrasi Pemerintah Desa dan saat ini telah memiliki 100 mahasiswa. Dalam kaitannya dengan workshop pekerti Romli menjelaskan pekerti merupakan keharusan bagi para profesi dosen dengan merujuk pada permendikbud, selain memiliki 4 kompetensi dosen juga memiliki tugas mentransfer ilmu pengetahuan kepada mahasiswa. Sebagai dosen professional, dosen dituntut memilki ketrampilan merancang pembelajaran dikelas dan memahami peserta didik. “untuk itu pekerti ini dibutuhkan dan sertifikat dari workshop ini berlaku secara nasional sebagai prasyarat pengurusan jabatan fungsional” ujarnya.
Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi IV yang diwakili oleh Agus Supriatna, S.Sos.,M.Si menegaskan legitimasi dari kegiatan Workshop Pekerti yang diadakan oleh Untirta dan UPG adalah legal ditingkat nasional sehingga sertifikatnya diakui untuk jabatan fungsinal bagi dosen. Lebih lanjut Agus menjelaskan Perguruan tinggi memainkan peran penting dan strategis dalam pembangunan khususnya pembangunan sumber daya manusia. Perguruan tinggi di tuntut menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing yang tinggi. Disisi lain Dosen sebagai pendidik professional memiliki tugas mentransfer, mengembangkan dan menyebarluaskan iptek dan seni melalui tridharma perguruan tinggi sudah seharusnya profesionalitas dosen sesuai dengan kompetensi mampu menghadapi arus globalisasi. “Untuk tujuan tersebut pekerti diselenggarakan”.tukasnya.
Sementara itu Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Prof. Dr. H. Fatah Sulaiman, MT mengapresiasi kegiatan yang diadakan dengan berkolaborasi bersama Perguruan Tinggi Swasta yakni Universitas Prima Graha. “ini merupakan bukti dari kolaborasi dan pembinaan untuk maju bersama” ucapnya. Dalam sambutannya yang sekaligus membuka workshop tersebut, Prof. Fatah menegaskan kemajuan pendidikan tinggi di banten khususnya diakselerasi oleh kerjasama perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta. Terkait dengan workshop pekerti Fatah meminta para peserta meneguhkan tekad dalam hati sebagai dosen yang memiliki tugas besar dalam pembentukan manusia yang bermartabat. “Saya ucapkan selamat sebagai dosen dan maksimalkan profesi ini tidak hanya untuk transfer ilmu pengetahuan tetapi juga transfer keteladanan baik diruang nyata maupun diruang maya” .ujarnya. Masih menurut Prof. Fatah dengan perkembangan kehidupan saat ini tentu harus memiliki daya adaptasi yang tinggi oleh karena itu dunia kampus yang merupakan bagian dari upaya untuk menselaraskan kehidupan yang di inisiasi utamanya oleh dosen. (RDB)