Tangerang, Unit Pengembangan Bisnis dan Kewirausahaan (UPBK) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa memyelenggarakan Evaluasi Layanan Bisnis Tahun 2019 dan Target Layanan Bisnis Tahun 2020 yang diselenggarakan di Hotel Allium Tangerang (21-22-23 November 2019) Dengan menghadirkan para narasumber yaitu Muhamad Rusna Kasubdit Tarif, Remunerasidan Informasi BLU, Suwignyo Kasi Pembinaan PK BLU, Dr. Anthoni Efani Direktur Utama Unit Bisnis Universitas Brawijaya. Pada kegiatan Tersebut dihadiri Rektor Untirta Dr. H. Fatah Sulaiman, ST., MT, Wakil Rektor Bidang Kerjasama Prof. Dr. Hj. Kartina, AM., MP, Kepala UPBK Untirta Ir. H. Gugun Gunawan, S.MN., MM, Kasubag UPBK Hendra Leo Mungaran, SE., MM, Kabiro BAKP, Kasubag Humas, Kasubag Kerjasama, dan para peserta Evaluasi.
Kepala UPBK Untirta Ir. H. Gugun Gunawan, S.MN., MM dalam sambutannya menyampaikan bahwa pembiayaan yang dari negara makin tahun trendnya makin menurun, sehingga perlu terobosan dari mana lagi sektor penerimaan untuk pembiayaan disebuah institusi pendidikan, salah satu cara kita menaikan SPP kurang populer, mulai tahun kedepan dievaluasi dari unit mana kira-kira bisa memberikan penerimaan yang kuehnya agak bagus dan sementara target kita sampai tahun ini baru sekitar 600 juta penerimaan setelah dievaluasi. Bagaimana kawan-kawan punya kepercayaan yang memadai sehingga kegiatan yang ada dimasing-masing unit kita bisa bangun bareng. Beliaupun menyampaikan dengan menurunnya pembiayaan negara kita harus punya terobosan bagaimana bisnis akademik dan non akademik, kalau non akademik berarti memanfaatkan sapras (sarana prasarana), bisnis akademik mahasiswa bisa dilibatkan dan punya nilai tambah dan bisa bersaing dengan yang lain.
Wakil Rektor Bidang Kerjasama Prof. Dr. Hj. Kartina, AM., MP dalam kesempatan sambutannya sekaligus membuka acara menyampaikan bahwa UPBK Untirta sudah berjalan selama kurun waktu 3 tahun berdiri sejak tahun 2016, tetapi dalam perjalanan nya masih agak terkendala dengan menyangkut kerja sama disemua unit. Pelayanan bisnis itu dibagi 2 yaitu pelayanan bisnis yang untuk akademik dan non akademik tentu agak berbeda dengan implementasinya tetapi semua itu masuk pelayanan bisnis. Beliau menambahkan bahwa satu kunci adalah kejujuran untuk membangun nilai kerjasama semua ini demi lembaga, saya memperhatikan 1 atau 2 hari kedepan kita akan mencari kesepakatan menentukan nilai kerjasama termasuk persentasinya berapa-berapa dan mana yang ada nilai untuk fee institusinya. Beliau berharap dengan hari ini memperoleh hasil yang diharapkan termasuk tarif dan sebagainya dan akan ada SK Rektor dan kita dukung bersama mari sama-sama kita berbisnis dalam arti yang positif legal secara hukum dan juga membesarkan Untirta dan meningkatkan PNBP dimasa yang akan datang menjadi tantangan tugas kita bersama sesuai visi misi Rektor.
Rektor Untirta Dr. H. Fatah Sulaiman, ST., MT dalam sambutannya sekaligus memberikan arahan menyampaikan bahwa ini penting karena kedepan anggaran kita bukan mengandalkan dari APBN dan PNBP tapi diharapkan dari tahun ketahun ada peningkatan dari upaya-upaya income generating dan target harapan utamanya ini akan dikoordinasikan oleh UPBK Untirta. Menurut Rektor Unit bisnis bukan hanya urusan yang terkait bidang akademik, tetapi unit bisnis bagaimana menjadi andalan anggaran pelaksana Tri Darma Perguruan Tinggi, seperti kegiatan unit bisnis mengelola sapras yang ada seperti, klinik, lahan tidur yang belum tergarap, laboratorium, ruang kelas, tempat ATM, Kantin, Asrama, mungkin nanti ada hotel, Rumah sakit, gedung Auditorium dan gedung COE dan usaha-usaha lainnya. Beliau mengatakan infrastruktur, regulasi dan juga aturan main yang harus disepakati dan harus disiapkan oleh UPT Bisnis dan temen-temen di Fakultas. Beliau menambahkan bahwa unit bisnis menjadi untuk mungkin 20 persen dari income generating diluar PNBP, kalau kita dapat itu akan diapresiasi oleh Kemendikbud mungkin ada tambahan stimulan karena kita bisa mengurangi prioritas anggaran hanya mengandalkan PNBP setelah ditopang oleh UPT Bisnis.
Pemateri Suwignyo Kasi Pembinaan PK BLU dalam paparannya mengatakan dalam perencanaan yang matang harus dikuatkan yang namanya UPBK itu dikuatkan secara kelembagaan itu diantaranya adalah terkait tugas dan fungsi seperti apa, kemudian kewenangannya sejauh mana dan target-target yang harus dicapai oleh UPBK itu. Menurut beliau tugasnya nanti menempatkan orang-orang yang pas kapibilitas sesuai yang diperlukan di DPPO dan harus dibuatkan targetnya. UPBK itu bagus sejalan dengan diRektorat PK BLU atau Kementerian keuangan minimal arahnya adalah penggalangan dana atau peningkatan dana yang bukan bersumber dari mahasiswa, mestinya ada evaluasi remunerasi saat ini sedang berlangsung perlu dievaluasi yang ujungnya dapat memberikan kesejahteraan yang lebih baik kepada pegawai. Beliau berharap Untirta bisa lebih berkembang dan dapat sejajar dengan BLU-BLU yang lebih dulu minimal akan meningkatkan peringkat dari pada Untirta.
Pemateri Muhamad Rusna Kasubdit Tarif, Remunerasi dan Informasi BLU menyampaikan kegiatan ini sangat bermanfaat menjaga keterkaitan kebijakan kita memadai atau tidak itu akan mewarnai kebijakan kita kedepan. Beliau mengapresiasi kepada Rektor Untirta karena memberikan fokus pada bidang bisnis karena pendapatan BLU itu yang bagus bukan dari SPP tetapi dari aset yang ada dikelola nanti dapat penghasilan sehingga uang yang ada kembali ke anak-anak itu jiwa BLU sangat startegis. Beliau berharap semoga memberi pencerahan buat teman-teman di Untirta karena potensi di Untirta besar sekali, kalau sudah bagus efesien dipupuk budaya kerjanya terutama UPBK.
Pemateri Dr. Ir. Anthoni Efani selaku Direktur Unit Bisnis Universitas Brawijaya mengatakan yang terpenting adalah komitmen bersama baik pimpinan dan sumberdaya seluruh sivitas yang ada serta komitmen dan inovasi untuk membesarkan apa yang menjadi potensi, sebenarnya Untirta punya ruang yang sangat cukup. Potensi dan semangat yang luar biasa sebagai Universitas baru yang terus akan tumbuh. Beliau berharap selamat berkarya positif thinking, terus kita mau setahap demi setahap dan kita jadikan value bersama menjadi kunci sehingga energinya terus akan terkontrol semua, tentu sebagai badan usaha harus akuntabel, mereka harus inovatif dan mereka harus memahami untuk dipahami, tutupnya. ( Anas-Humas)