Adakan Workshop Pegelolaan Tracer Study, LP3M Kejar Target Lulusan Berkualitas

Diposting pada

Serang,-Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) selenggarakan Workshop Tracer Study  tahun 2022. Rabu(20/7/2022) diruang Multimedia gedung Rektorat kampus Untirta Sindangsari, dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengembangan Karir dan Hubungan Alumni – Dr. H. Suherna, SP., M.Si., Ketua LP3M – Prof. Dr. Eng. A. Ali Alhamidi, ST., MT., Ketua Penyelenggara-Prof. Dr. Ir. Wahyu Susihono, S.T., M.T., Narasumber Dra. Rahayu Retno Sunarni, M.Pd., (KoordinatorPenjaminan Mutu DirektoratPembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti Kemendikbudristek), para ketua jurusan dan ketua prodi di lingkungan Untirta.

Ketua Panitia-Wahyu Susihono memaparkan program LP3m yaitu mengunggulkan minimal atau koordinasi terkait dengan pelaksanaan tracer study yang nantinya bisa memanfaatkan  apa yang sdh kita peroleh dari data data  yang diperoleh dari prestasi setiap jurusan atau prodi. Kemudiaan pada workshop disini kita bisa menyerap apa yang jadi informasi terbaru supaya kita kedepan bisa meningkatkan prestasi dengan lebih baik lagi. Kami melaporkan bahwa tracer study 2021 alhamdulillah kelulusan responrate ditahun 2019 semula 33,54% setelah adanya fasilitasi menjadi 45,10% (red-naik) menjadi 11,56%, kemudian responrate kelulusan 2020 semula  41,96% setelah adanya fasilitasi dari Ditjen Dikti menjadi 67,03% (red-naik) menjadi 25,07% maka adalah suatu kebanggan untuk kita semuanya karena dari sisi responrate harapannya di tahun 2022 mempertimbangkan kembali untuk akan memperoleh bantuannya.”paparnya.

Perlu disampaikan dari tahun 2022 target akumulasinya 4983 dari tahun sebelumnya ada 175 jurusan dan sampai hari ini mencapai responrate di tahun 2020 mencapai 64,38% ditahun 2021 mencapai 64,46%. Dan sampai hari ini ada 6 jurusan yang telah memiliki responrate 100% hampir dari semua lulusan sudah masuk dan dinaikan, dari 6 jurusan tersebut adalah Pendidikan Matematika(S1), Pendidikan Kimia (S1), Pendidikan IPA(S1), Pendidikan Guru Sekolah Dasar(PGSD-S1), Pendidikan Biologi (S1) dan Manajemen Pemasaran (D3).”tutur Wahyu.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengembangan Karir dan Hubungan Alumni – Dr. H. Suherna, SP., M.Si., dalam sambutannya sekaligus mewakili Rektor Untirta menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada semua yang hadir diacara tracer study, kemudian pada dasarnya sumber daya manusia  kita akan melihat dan memotret sejauh mana alumni-alumni kita, dan  sejauh mana kemampuan serta kualitas alumni kita berkiprah di luar.

Kemudian perguruan tinggi  tentunya dapat, “bagaimana caranya harus mempunyai strategi yaitu dengan cara mendekatkan perguruan tinggi kepada perusahaan-perusahaan yang memang sudah kita lakukan kerjasamanya bahkan urusan-urusan di luar. Kerjasama disini  adalah bagian yang terpenting karena adalah sebuah komponen dari penjaminan mutu dan termasuk juga di dalam IKU satu, yang memang keterkaitan juga dengan pemeringkatan, dan juga keterkaitannya juga dengan adaptasi sehingga kami di sini tentunya sangatlah penting.

“Saya berbicara di sini terkait dengan kepentingan-kepentingan kita bersama untuk memajukan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa , sebagaimana tolak ukur kita di dalam mencetak sebuah lulusan harus mempunyai karakter nilai JAWARA: Jujur, Amanah, Wibawa, Adil, Religius dan Akuntabel.”  Value Jawara sangat penting pada setiap prodi  bagaimana menciptakan lulusan di semua prodi.  Sehingga saya yakini bahwa kegiatan hari ini merupakan progress dalam kesepakatan kita bersama bahwa integrasi adalah corong ke depan, untuk menciptakan mahasiswa alumni kita yang berkualitas. Dengan adanya workshop berharap ke semua prodi ke semua fakultas agar dapat membentuk, menciptakan karakter lulusan yang berkualitas sebagai tujuan kita yang tidak bisa melepas begitu saja, lalu kita tidak tahu setelah ketika dilepas tidak bisa menghadapi persaingan karena etika moralnya juga tidak bagusm, dan tentunya disini kita harus keluar dari keseimbangan di antara intelektual question, emosional question dan spiritual question yang dibangun di semua produk, tidak hanya interval question saja.”harap beliau.

Ketua LP3M -Prof. Dr. Eng. A. Ali Alhamidi, ST., MT., sekaligus narasumber menjelaskan terkait diagendakannya workshop pada kesempatan kali ini adalah tracer study yang merupakan sebuah metode yang digunakan oleh perguruan tinggi untuk mendapatkan umpan balik dari lulusannya, dan tracer study merupakan adalah kewajiban di dunia pendidikan baik di tingkat vokasi ataupun perguruan tinggi supaya bisa meningkatkan responrate atau partisipasi dari alumni.

Setelah responnya sudah terpenuhi, PR yang kedua adalah bagaimana agar data yang diperoleh dari alumni itu merupakan data yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan IKU dari universitas dan terakhir ketika kita sudah memiliki data dari tracer study tersebut, bagaimana  pemanfaatan yang harus dilakukan oleh Universitas terkait dari data tersebut sehingga kebermanfaatannya maksimal baik di tingkat universitas dan khususnya untuk tingkat prodi dalam mengambil kebijakan-kebijakan terkait kurikulum dan lain sebagainya.

Dra. Rahayu mengatakan,-Tracer Study adalah sesuatu yang memang harus kita lakukan dan ini menjadi tanggung jawab perguruan tinggi, jadi lulusan itu bukanlah tanggung jawab perguruan tinggi, bahkan di dalam proses akreditasi baik itu di dalam akreditasi nasional maupun akreditasi luar negeri (internasional-red) akan menjadi ukuran di dalam penghitungan evaluasi dalam pelaksanaan akreditasi. sebetulnya ukuran dari sebuah lembaga perguruan tinggi dalam proses pembelajarannya apakah akan kami ini betul-betul memenuhi kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja.

“Jika memang kalau ini menjadi IKU nasional dan ini menjadi kebijakan dari kementerian pendidikan riset dan teknologi jadi kalau kita lihat bahwa fungsi pelaporan prestasi dan akreditasi ini juga sangat penting, jadi karena memang ini adalah untuk menciptakan SDM yang unggul kementerian mendorong transformasi di bidang pendidikan tinggi melalui indikator-indikator kinerja jadi ada 8 indikator yang memang menjadi ukuran kementerian untuk bisa melihat bahkan memberikan dana bantuan tergantung dari pencapaian indikator kinerja ini jadi IKU.” Jadi ini sangat menentukan bagaimana perguruan tinggi apalagi PTN untuk bisa mendapatkan dana-dana boptn dan rencana matching found dan lain sebagainya, karena ini menggambarkan indikator kinerjanya dari perguruan tinggi itu sendiri jadi indikator yang pertama. “ Dan pada saat ini juga kami sedang melakukan perubahan, jadi kenapa adanya perubahan terkait dengan ekonomi dengan ada beberapa yang perlu adanya penyesuaian.”jelasnya.(TMA/AAP/VDF)