Pelita Untirta Adakan Seminar untuk Dukung Peningkatkan Posisi Untirta dalam Pemeringkatan Universitas Berkelas Dunia

Diposting pada

SERANG – Dalam rangka mendukung dan mewujudkan peningkatan posisi Untirta dalam pemeringkatan universitas berskala global, Pusat Layanan Internasional (International Office) Untirta menyelenggarakan seminar hybrid bertajuk “Opening the Black Box of QS World University Rankings” pada Kamis, 20 Januari 2022 di Convention Hall, Gedung Rektorat Kampus Untirta Sindangsari.

Wakil Rektor Bidang Akademik, Pengembangan Inovasi, Pengabdian dan Hilirisasi Riset Untirta, Dr. H. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si menyampaikan bahwa Untirta sedang mendorong kampus dan program studinya untuk meraih akreditasi internasional dalam rangka mewujudkan cita-cita Untirta dalam pemeringkatan univesitas kelas dunia, QS World University Rankings. “Pada tahun ini dicanangkan bagaimana Untirta dan prodi-prodinya punya akreditasi intrnasional, sehingga menunjang Untirta masuk ke World Class University Rankings.”

Beliau menyatakan bahwa saat ini terdapat peningkatan signifikan pada Webometrics Ranking, UniRank, dan UI Green Metric yang dicapai oleh Untirta, sehingga ia berharap sivitas akademika Untirta juga mampu mengantarkan Untirta menjadi untirta berkelas dunia. “Kalau mengacu pada data berdasarkan UniRank, Untirta ranking nasional ke-75 dan internasional ke-3.902. Yang terakhir yang sangat membanggakan, terkait UI Green Metric ada kenaikan signifikan. Pada tahun 2020 ranking ke-30, pada tahun 2021 ranking ke-22. Ini tentunya hasil kerja keras kita semua.” Ungkapnya. “Oleh karena itu, kami berharap bapak ibu yang hadir pada diskusi ini bisa memiliki komitmen yang sama dalam membangun Untirta untuk menjadi world class university.” Lanjutnya.

“Visi Untirta menjadi acuan dan pijakan kita bersama dan harus direalisasikan oleh kita bersama. Jadi kegiatan ini adalah bagian dan lanjutan dari visi yang dikembangkan di Untirta yang harus kita capai. Untuk merespon tantangan ini, berbagai upaya harus kita lakukan salah satunya dengan melakukan kegiatan hari ini tentang pemeringkatan universitas kelas dunia. Paling tidak di QS World Rankings ada reputasi akademik.” Wakil Rektor Bidang Kerjasama, Sistem Informasi, Penguatan Kemitraan dan Layanan Industri Untirta, Dr. H. Aceng Hasani, Drs., M.Pd menambahkan.

Ronny Lesmana, Ph.D, Kepala Kantor International Affairs sekaligus penggerak internasionalisasi di Universitas Padjadjaran (Unpad) yang diundang sebagai pembicara pada hari itu menjelaskan bahwa sebenarnya terdapat beragam perankingan universitas kelas dunia selain QS World Rankings. Universitas dapat memilih perangkingan yang sesuai dengan parameter yang ingin diukur.

“Ada perangkingan yg membutuhkan data submission dan tidak membutuhkan data submission, yakni mengambil data secara online.” Ujarnya. Apabila universitas ingin mengikuti perangkingan tanpa data submission, ia menyarankan agar universitas membenahi website, repository online, dll. Akan tetapi, universitas yang memilih pemeringkatan QS World Rangkings wajib melakukan data submission, sehingga data tersebut perlu dipersiapkan. “Perangkingan QS membutuhkan data submission melalui QS Hub. Kita harus daftar dan minta mereka buka akses.”

Menurutnya, perhitungan QS World Class sendiri terbagi menjadi dua, yakni survey dengan bobot sebesar 50% dan data dengan bobot 50%. Terkait survey, 40% bicara survei academic response, yakni berasal dari sivitas akademika dan 10% adalah employer response, yakni berasal dari alumni. Oleh karena itu, ia menyarankan universitas untuk menjaga hubungan baik dan sinergi dengan para alumni. “Universitas yang mampu menjaga konektivitas dan branding yang bagus dengan pihak eksternal akan dapat hasil yg baik.” Ucapnya.

Dosen, peneliti, dan Konsultan Branding & Linguistic Fakultas Ilmu Budaya Unpad sekaligus tim Kantor Internasional Unpad, ‌Kasno Pamungkas, M. Hum., memaparkan strategi dan branding internasionalisasi Unpad yang ditempuh untuk meningkatkan awareness sivitas akademika Unpad terkait tujuan yang sedang berusaha dicapai terkait pemeringkatan universitas kelas dunia.

Ia menegaskan bahwa universitas perlu melakukan segmentasi. Dengan demikian, universitas mampu melakukan targeting akan berada di posisi mana dalam beberapa tahun ke depan. Ia pun mendorong universitas untuk memastikan data yang tercatat di prodi dan di kantor internasional sama. “Harus ada sinkronisasi data di kantor internasional dengan di prodi. Jangan sampai prodi mendapat dosen asing, tapi tidak tercatat di kantor internasional.”

Bicara mengenai pemeringkatan, Kasno menekankan bahwa target tersebut harus diketahui tidak hanya oleh pimpinan, tetapi juga oleh sivitas akademika. Dengan demikian, sivitas akademika menyadari bahwa universitas sedang berupaya mewujudkan cita-cita tersebut, sehingga sivitas akademika tergerak bersinergi mewujudkannya pula.

Pembuatan tagline, brand positioning, pembuatan nama brand, pembuatan dan penempatan logo pada flyer, hingga penciptaan jingle adalah beberapa hal yang disarankan oleh Kasno. “Branding dgn membuat tagline. Positioning harus jelas, misal brand yang dibangun untuk Untirta masuk AUR QS 2030 itu yg dibidik siapa? Nama brandnya itu apa? Kerangka acuannya jelas, yaitu QS THE. Kemudian, yang jadi faktor pembeda yang dimiliki untirta itu apa? Apakah ada juru bicara yang jadi panutan yang memberi dorongan kepada sivitas untuk melakukan aktivitas yg berkaitan dengan pencapaian pemeringkatan tersebut? Adakah akronim atau jingle yang memberi internalisasi kepada sivitas untuk mencapai tujuan pemeringkatan internaisonal?” Terangnya.

Ia berkisah bahwa dalam melakukan strategi dlm peningkatan pemeringkatan universitas, Unpad pun membangun branding yang berkaitan dgn program Unpad. Misalnya, menyederhanakan visi Unpad menjadi slogan yang lebih menarik, yakni “Unpad Bermanfaat dan Mendunia”, membuat dan menempatkan logo program di publikasi, serta menciptakan jingle “Unpad Bermanfaat dan Mendunia”. Ia berharap Untirta dapat melakukan hal-hal serupa. (Sekar/ AAP/ VDF)