LAMDIK Validasi Instrumen Akreditasi Program Magister, di Untirta

Diposting pada

Serang – Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK) melaksanakan kegiatan Focus Group Discution (FGD) penyusunan instrumen akreditasi program Magister S2 dan S3 bertempat di Kampus Untirta Sindangsari Kabupaten Serang. Peserta kegiatan merupakan pengurus dan Asesor LAMDIK sebanyak 30 orang serta Sivitas Akademika Untirta terkait seperti Ketua LP3M Untirta, Dekan FKIP Untirta beserta jajaran dan perwakilan gugus penjaminan mutu di lingkungan Untirta. (20/11)

Wakil Rektor I Untirta Dr. H. Agus Sjafari, M.Si mewakili Rektor menyampaikan selamat datang dan menjalankan tugas bagi seluruh Asesor LAMDIK. Ia menambahkan bahwa kegiatan hari ini terkait dengan penyamaan persepsi penyusunan Instrumen Akreditasi Program Studi (IAPS) Magister. “Kita juga akan dapat pengayaan dari diskusi terkait Lamdik dan arah kebijakan BAN-PT”, imbuhnya.

Wakil Rektor IV Untirta Dr. H. Aceng Hasani, M.Pd menambahkan terkait perkembangan di Untirta, serta ia mengatakan bahwa LAM Kependidikan juga diharapkan dapat berkembang dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Untirta.

Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd selaku pengawas Lamdik memaparkan terkait draft awal akreditasi program studi yang telah disusun. “Bagaimana membuat instrumen yang esensial”, ujarnya.
Prof. Dr. H. Muchlas Samani, M.Pd selaku Dewan Pengurus LAMDIK menyampaikan bahwa terkait istrumen kita jangan mempersulit, semua harus simpel sesuai dengan kebutuhannya. “Kegiatan ini adalah untuk memvalidasi instrumen S2 S3 yang sudah dikembangan dengan mengundang direktur dan Kaprodi Pascasarjana. Kita juga mengundang BAN-PT untuk melakukan preview dari instrumen kita, mudah-mudahan kita dapat masukan yang maksimal dan setelah ini kita akan menyempurnakan instrumen final yang akan di gunakan”, pungkasnya.

Prof. Tcan Basaruddin, Ph.D Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT menyampaikan materi terkait dengan arah perkembangan akreditasi program studi. “Trend perkembangan sektor Dikti diantaranya digitalisasi, kompetisi dan kolaborasi serta tuntutan relevansi”, ungkapnya. Ia menambahkan bahwa dunia digital membuka ruang seluas-luasnya bagi publik yang membuat persaingan semakin luas, dan positifnya adalah kerjasama semakin mudah. “Internasionalisasi sangat penting dalam global ranking, khususnya dalam 2 hal yaitu International student dan International faculties”, imbuhnya. “Kita sangat berharap Lamdik dapat meningkatkan mutu dari akreditasi, kekurangan BAN PT harus dapat diatasi dan diperbaiki oleh LAMDIK”, imbuhnya. Ia menambahkan bahwa karena LAMDIK organisasi baru pastinya butuh waktu untuk tumbuh menjadi sebuah organisasi yang matang ” Tapi yakin dengan komitmen pendiri, pengurus dan asesornya nanti, LAMDIK akan menjadi organisasi yang kredibel sesuai dengan harapan kita semua”, pungkasnya.

Tantangan penjaminan mutu saat ini yaitu perubahan dunia kerja yang sangat cepat, regulasi yang terlambat meningkat untuk mengikuti perubahan, tapi meningkat dan budaya mutu yang belum tumbuh.