Untirta, Monash University, dan Queen’s University Bahas Internasionalisasi Kampus dalam PLI TALK #4

Diposting pada

SERANG (21/9/2020) – Untuk keempat kalinya, webinar PLI Talk kembali diselenggarakan oleh Pusat Layanan Internasional (PLI) Untirta berkolaborasi dengan Fakultas Kedokteran Untirta. Diskusi bertemakan “Internalization for Higher Education: Motivations, Policies, and Strategic Approaches” ini dihadiri oleh tiga pembicara ahli dari tiga perguruan tinggi, yakni Prof. Dr. H. Fatah Sulaiman, S.T., M.T (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa), Prof. Andrew MacIntytre (Monash University), dan Dr. Aisling O’Boyle (Queen’s University Belfast).

Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Prof. Dr. H. Fatah Sulaiman, S.T., M.T menyampaikan bahwa perguruan tinggi dihadapkan pada sejumlah tantangan kompleks dalam mewujudkan internasionalisasi kampus yang berkelanjutan. Salah satu tantangan yang dihadapi ialah bonus demografi, yakni fenomena di mana proporsi penduduk usia produktif sangat besar, sementara penduduk usia muda dan lanjut semakin kecil. “Sustainability for campus internationalization is hard issue for campus around the world because of our complex challenge. In the future, Indonesia will have demographic bonus. This hold positive sides, but also disaster so we need to prepare.” Ujarnya.

Indonesia telah menyusun dan mengimplementasikan sejumlah strategi sebagai solusinya, di antaranya yakni pendidikan dan pelatihan (education and training), pekerjaan dan pembangunan (employment and development), perlindungan sosial (social protection), serta demografi, keluarga berencana, dan kesehatan (demography, family plan, and health). Dalam hal pendidikan dan pelatihan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Makarim, menetapkan kebijakan Kampus Merdeka : Merdeka Belajar.

Seirama dengan kebijakan Kampus Merdeka: Merdeka Belajar, Untirta menyusun dan mengimplementasikan sejumlah strategi dalam mewujudkan internasionalisasi kampus, yakni penguatan kerja sama (strengthening partnership), menggiatkan fakultas (encouraging faculties), mempertahankan program (maintaining program), meningkatkan riset dan kolaborasi (improving research and collaboration), dan fokus pada akreditasi internasional (focusing on international accreditation). Dalam hal penguatan kerja sama, Untirta menjalin kerja sama dengan berbagai industri melalui program magang, beasiswa, dan penelitian; dengan organisasi nonpemerintah melalui program kemanusiaan, desa binaan, dan kegiatan sukarela untuk membantu korban bencana alam; juga dengan perguruan tinggi dalam dan luar negeri melalui program pertukaran pelajar, kolaborasi riset internasional, dan pelaksanaan seminar internasional.

Prof. Andrew MacIntytre berpendapat bahwa internasionalisasi kampus yang dicita-citakan banyak perguruan tinggi di dunia tidak hanya memungkinkan mahasiswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih baik, tetapi juga menguatkan posisi perguruan tinggi itu sendiri. “We can give student better learning experience and we can also strengthen our position of our individual university. Most specifically, because university can learn better by looking from experience from other countries.” Jelasnya. Ia pun menilai internasionalisasi akan sangat bermanfaat bagi tenaga pendidik untuk memperluas dan meningkatkan relasi dengan kolega di perguruan tinggi di berbagai negara. (Humas – Sekar)