Prodi Magister TPm Untirta Selenggarakan Workshop Pengembangan Bahan Ajar Dan Pembelajaran Berbasis ICT

Diposting pada

Prodi Magister Teknologi Pembelajaran (TPm) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) selenggarakan Workshop Pengembangan Bahan Ajar dan Pembelajaran berbasis ICT di Gedung C kampus Pakupatan kota Serang Banten. Adapun pesertanya merupakan mahasiswa/i Pascasarjana Untirta yang duduk di semester awal maupun semester atas dan diikuti juga oleh para Dosen Prodi TPm, kegiatan ini dibuka oleh Dr. Suherman, M.Pd selaku Direktur Pascasarjana Untirta.

Perguruan Tinggi memerlukan konstruksi pembelajaran dengan pendekatan dan desain blended learning. Pembelajaran yang mengkombinasikan berbagai sumber, media, bahan, metode belajar dapat secara signifikan meningkatkan pengalaman belajar mahasiswa. Pembelajaran memerlukan konstruksi pembelajaran dengan memberikan otonomi ke mahasiswa sehingga mewujudkan perilaku inkuiri pada mahasiswa. Desain blended learning pada Perguruan Tinggi diharapkan dapat menghilangkan hambatan dalam menciptakan dan mempertahankan komunitas inkuiri mahasiswa di Perguruan Tinggi. Untirta pada tahun ini mendorong seluruh dosen dengan tahapan-tahapan yang telah didesain untuk menerapkan system blended learning yang mengharuskan dosen untuk terus berinovasi dalam pembelajaran untuk terus menerus membangun lingkungan belajar yang nyaman sehingga mampu memperoleh capaian pembelajaran yang lebih tinggi dari KKNI, demikian uraian Prof.Dr.H.Sholeh Hidayat, M.Pd. sebagai Guru Besar Teknologi Pendidikan sekaligus Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Perkembangan teknologi dan digital yang sangat cepat, memberikan pengaruh kepada perkembangan teknologi pembelajaran. Salah satunya perkembangan layanan pembelajaran. Pebelajar sebagai pengelola belajar memerlukan dukungan sumber belajar sehingga era ini disebut Era Blended Learning Di Perguruan Tinggi. Program Studi Teknologi Pembelajaran Pascasarjana di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa juga memberikan kesempatan blended learning sebagai pilihan pebelajar atau mahasiswa. Dosen diberikan kesempatan menggunakan sistem, pelatihan untuk menyusun materi perkuliahan dan modul pembelajaran. Pascasarjana telah memfasilitasi Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi di lingkungan Pascasarjana untuk Pelatihan Daring bekerjasama dengan LP3M Untirta. Hal ini disampaikan oleh Dr.H. Suherman, M.Pd. sebagai Direktur Pascasarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Dr. Luluk Asmawati sebagai Ketua Program Studi Teknologi Pembelajaran menjelaskan bahwa wujud komitmen Program Studi Teknologi Pembelajaran tentang Peraturan Rektor Untirta Nomor 2 Tahun 2019 Pelaksanaan Perkuliahan Blended Learning Semester Ganjil Tahun Akademik 2019/2020 di Untirta sebagai dasar hukum Pembelajaran Daring dengan syarat dilakukan melalui: (1) SPADA Untirta, (2) tercantum dalam Rencana Pembelajaran Semester yang dimoderatori oleh teknologi. Pada tanggal 13-14 Agustus 2019 Program Studi Teknologi Pembelajaran melaksanakan Workshop Pengembangan Bahan Ajar dengan nara sumber Dr.Henry Praherdhiono dari Universitas Negeri Malang memberikan share learning tentang penyusunan materi dan pembelajaran daring yang telah dilaksanakan di Program Studi S1, S2, S3 Teknologi Pembelajaran Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. pada hari kedua dilaksanakan Workshop Pembelajaran Berbasis ICT nara sumber Prof. Dr. Herman Dwi Surdjono, M.Sc.MT., Ph.D. Prof Herman menjelaskan bahwa e-learning system di UNY sejak tahun 2006 dengan nama Be Smart dan diperbaharui tahun 2015 dengan aplikasi mobile app dan single sign on Be Smart UNY. Pada tahun 2019 dosen di UNY dihimbau untuk melaksanakan e-learning sebanyak 8 kali tatap muka dari total 16 kali tatap muka dalam kurun waktu satu semester, termasuk menguji sidang tesis dilakukan melalui daring antar negara yang terjalin dalam kerjasama.

Kegiatan workshop dilaksanakan di Gedung Pascasarjana Untirta, pada tanggal 13-14 Agustus 2019. Kegiatan dihadiri oleh Pimpinan Pascasarjana, dosen Program Studi Teknologi Pembelajaran, mahasiswa angkatan tahun 2018 dan 2019. Merajut pendidikan di era kekinian pada aspek teknologi dan kemandirian dalam lingkungan belajar harus dikembangkan secara inovatif. Dosen dalam penerapan model pembelajaran inovatif melalui daring memerlukan tahap persiapan, tahap analisis, tahap desain, tahap evaluasi, dan tahap refleksi. Dosen diharapkan dapat memberikan tantangan kepada mahasiswa untuk menganalisis materi perkuliahan. Mahasiswa diberikan otonomi untuk memilih sumber belajar dari berbagai negara. Mahasiswa menganalisis dan implementasi pembelajaran dari berbagai negara, serta mahasiswa mampu mendeterminasikan kelebihan-kelebihan tersebut yang dapat diadopsi.

Dosen dan mahasiswa yang aktif dalam teknologi media sosial diharapkan mampu meningkatkan literasi digitalnya. Penggunaan sumber belajar digital dalam wujud digital harus menjadi faktor utama dalam kualitas pembelajaran di era sekarang (Kewal Ramani dkk, 2018). Harapannya penerapan pembelajaran daring merupakan upaya Untirta untuk menghubungkan dosen dengan mahasiswa dari beragam lokasi, latar belakang, budaya untuk memilih konten, mengembangkan sumber belajarnya sendiri, dan memanfaatkan konten yang dikembangkan bersama. Harapannya workshop ini dapat memberikan energy baru untuk dosen dan mahasiswa.  Khusus mahasiswa adanya pembelajaran daring ini mahasiswa memiliki kesempatan yang sama dalam mengembangkan ide dan gagasannya untuk membangun ruang pameran elektronik dalam menyampaikan idenya melalui website melalui khalayak dengan rasa kesadaran yang tinggi, tanggung jawab dan beretika. (HerdiansyahW-Humas)