Untirta Adakan Diseminasi dan Seminar Hasil Kedaireka Matching Fund

Diposting pada

Serang-Untirta mengadakan kegiatan Diseminasi dan Seminar Hasil Kedaireka Matching Fund bertemakan ‘Implementasi Sistem Digitalisasi Pemerah Susu dan Proses Bisnis Closed Loop pada Smart Farming Diary Industry Bebrasis IoT’, Kamis (8/12/2022), di Hotel Horison Forbis, Kramatwatu, Kabupaten Serang.

Hadir dalam kegiatan ini Wakil Rektor I Untirta Dr. H. Agus Sjafari, M.Si., Ketua Pelaksana Dr. Alimudin, S.T., M.M., M.T., Direksi PT ABM BUMD Banten Ilham Mustofa, M.I.P., Dean of Faculty of Animal Science IPB University Dr. Ir. Idat Galih Permana, M.Sc., Agr., Perancang Mesin Dehydrator Dipl,-Ing (FH) MM. Hendi Sukamso.

Ketua pelaksana Alimudin menjelaskan ada beberapa hasil peralatan produksi dalam pengembangan produksi susu ini.”Jadi pemerah susunya berbasis IoT menggunakan tiga sensor, ada sensor suhu, PH dan sensor PDS. Jadi kalau kita mengambil susu dari perah yang urgent harus diketahui adalah kadarnya atau sesuai dengan standar karakter susu itu sendiri,” jelasnya.

Ilham mengatakan kolaborasi ini terus akan ditingkatkan karena merupakan bagian dari rangkaian ‘R&D’ untuk Agro Banten Diary Agroindustry yang bisa terus tumbuh di Banten yang potensinya sangat luar biasa.

“Dalam peternakan rakyat ataupun pertanian sudah banyak dilakukan namun perlu dorongan salah satunya adalah dengan pendekatan agroindustri dan kami menyambut gembira hadirnya prodi peternakan di Untirta,” katanya.

Dalam sambutannya mewakili Rektor Untirta , sekaligus membuka acara, Agus berharap kegiatan ini terus berlanjut dan tentunya ada perbaikan atau penyempurnaan seperti tujuan bersama khususnya terkait dengan digitalisasi terutama pengabdian di bidang peternakan bagi masyarakat.

“Ini memang kolaborasi sangat strategis dari Untirta kemudian PT ABM dan tentunya perlu dukungan juga karena selama ini banyak hal yang sudah dilakukan seperti ada kemudahan kontribusi dari Pemda. Jadi di sini aspek risetnya tentunya Untirta yang melakukan kemudian pengembangan bisnisnya dari PT ABM dan secara kebijakan perlu didukung,” ujarnya.

Idat menuturkan, potensi sapi perah yang ada di Indonesia sama dengan di negara barat dari jenisnya dan sebetulnya punya potensi yang tinggi.

“Kenapa prosduksinya relatifnya rendah karena pengelolaan pakan dan sebagainya. Jadi tantangan buat kita,” tuturnya. (TMA/AAP/VDF)