Untirta me-launching Program Diseminasi Matching Fund Patriot Pangan Nasional

Diposting pada

Serang-Untirta me-launching Program Diseminasi Matching Fund Patriot Pangan Nasional bertemakan ‘Implementasi Sistem Digitalisasi Pemerah Susu dan Proses Bisnis Closed Loop pada Smart Farming Diary Industry Berbasis IoT’, Kamis (8/12/2022), di Hotel Horison Forbis, Kramatwatu, Kabupaten Serang.

Hadir dalam kegiatan ini Rektor Untirta Prof. Dr. Ir. H. Fatah Sulaiman, S.T., M.T., Rektor IPB University Prof. Dr. Arif
Satria, Ketua Pelaksana Dr.Almuddin, S.T., M.M., M.T., dan staf serta tamu undangan.

Prof. Arif menuturkan, lokakarya tentang teknologi sapi perah di Provinsi Banten harus terus digalakkan dengan kebijakan pendukungnya.

“Pengujian secara digital terkait sapi perah, pengujian pakan pakan dan ternak sudah kami lakukan untuk peningkatan sapi perah ini dan mudah-mudahan 2023 program kami yang lainnya bisa diterima (oleh masyarakat-red). Semoga ke depan kedaulatan pangan di Indonesia juga bisa terwujud,” ujarnya.

Rektor Untirta menyatakan, digitalisasi pemerahan susu di provinsi Banten penting dilakukan untuk menghadapi ancaman pangan dunia.

“Ini merupakan kontribusi kita mengahadapi krisis pangan dunia khususnya penyiapan lumbung-lumbung pangan di provinsi Banten yang di inisiasi oleh akademisi Untirta. Turut berterima kasih dan apresiasi kepada akademisi Untirta, IPB, PT ABM, Pemda Banten dan yang lainnya dalam memperjuangkan kemajuan pangan di Banten ini,” ujarnya.

Direktur PT ABM mengatakan, timnya sudah melakukan mapping terutama di Mandalawangi Kabupaten Pandeglang terkait dengan pengembangan agroindustri.

“Ini menarik untuk bisa kembangkan namun harus sustainable. Makanya hari ini kita coba kuatkan dan kami terbuka untuk menampung masukkan untuk diimplementasikan dalam kerangka agroindustri berkelanjutan,” katanya.

Sementara itu, Ainun mengatakan pada onfarm yang perlu diperhatikan adalah pakan agar perusahaan tersebut membuahkan hasil.

“Untirta bersama dan Tim ABM berusaha untuk menghasilkan sapi perah berkelanjutan karena peternak saat ini terbatas pada hanya beberapa ekor sapi saja, kemudian pakan dan tempatnya juga terbatas. Maka dari itu kita ingin meningkatkan produksi sapi perah ini secara agroindustri,” ujarnya. (TMA/AAP/VDF)