Online International Webinar Keyakinan dan Toleransi

Diposting pada

Pusat Layanan International UNTIRTA berkerjasama dengan Sekolah Tinggi Agama Budha Negeri dan Buddist and Pali University of Srilangka mengadakan International Webinar bertema Faith and Tolerance in Southeast Asia’s Higher Education Institutions: Challenges and Prospect” secara daring pada 26 Juli 2021 pukul 13.30. Webinar ini menghadirkan Rektor Untirta Prof. Dr. Ir. Fatah Sulaiman, M.T, Prof. Gallele Sumanasiri Thero dari Buddist and Pali University of Srilangka, dan Dr. Li Edi Ramawijaya Putra, M.Pd dari Sekolah Tinggi Agama Budha Negeri dan Buddist sebagai narasumber. Acara yang dimoderatori oleh Dr. Udi Samanhudi ini, dihadiri oleh 194 peserta dari berbagi institusi di Indonesia dan beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Srilanka dan Bangladesh.

Di sesi pertama, Rektor Untirta memaparkan tentang toleransi sebagai kunci untuk keharmonisan dalam keberagaman. Dengan keberagam suku, budaya, dan agama, Indonesia membutuhkan tolerasi yang dimaknai sebagai sikap saling menghormati, bekerjasama, takwa kepada Allah, persaudaraan universal, perlindungan terhadap hak dan penerimaan terhadap perbedaan. Diyakini bahwa implementasi prinsip-prinsip Islami atau perspektif Islam terhadap nilai-nilai tolerasi dapat menumbuhkan hubungan harmonis baik secara secara eksternal dan internal kelompok agama. Terjalinnya keselarasan ini diharapkan dapat mengurangi dan mencegah potensi radikalisme, terorismen, dan anarkisme di dalam masyarakat.

Di sesi pemaparan selanjutnya, Prof. Gallele Sumanasiri Thero membahas terkait Keyakinan, Tolerasi Agama, dan Universitas. Dalam presentasinya, Prof. Gallele menekankan peranan manusia di bumi dari sudut pandang agama, yakni sebagai agent pembawa perdamaian di dunia yang membebaskan dunia dari ketamakan, amarah, kebencian, dan sikap permusuhan. Untuk mencapai hal itu, Pendidikan Tinggi memiliki tugas dalam mewujudkannya. Oleh karena itu, kurikulum di tingkat pendidikan tinggi seharusnya diarahkan bukan hanya untuk membangun kesejahteraan secara materi dan menghasilkan temuan-temuan yang bermanfaat, tetapi juga mampu menghasilkan kaum intelektual yang berbudiluhur, memiliki sikap kasih sayang, disiplin, dan toleran. Dengan demikian tolerasi agama dapat tercipta dan kedamaian dapat terjalin meski ada perbedaan keyakinan.

Menutup sesi presentasi, Dr. Li Edi Ramawijaya Putra, M.Pd membahas langkah-langkah penguatan dan peningkatan tolerasi agama di institusi Pendidikan Tinggi. Sejatinya, pemerintah Indonesia telah mengamanatkan pengintegrasi tolerasi keagamaan di dalam kurikulum pendidikan Indonesia. Seperti tertuang di Kebijakan Menteri no.3 Tahun 2020. Namun, Edi menegaskan bahwa Internalisasi prinsip-prinsip tolerasi agama pun, dapat dilakukan baik melalui kurikulum, atau secara implisit melalui mata kuliah-mata kuliah wajib, aktifitas-aktifitas kemahasiswaan, dan kebijakan institusi yang holistik atau menyeluruh dalam menciptakan tolerasi keberagamaan.

Dari sesi diskusi dan tanya jawab dengan peserta yang berjalan selama 30 menit, dapat disimpulkan akan pentingnya peranan kaum intelektual dan institusi pendidikan tinggi dalam mempromosikan sikap tolerasi demi terciptanya keharmonisan beragama. Selanjutnya, menutup webinar Mira Maulani, selaku MC mengutip kata-kata bijak dari Mahatma Ghandi, “Our ability to reach unity in diversity will be the beauty and the test of our civilization” yang dapat diartikan “Kemampuan kita untuk meraih Kesatuan dalam Keberagaman/Bhineka Tunggal Ika merupakan keindahan dan ujian bagi peradaban kita”.