Magister Pendidikan Matematika Selenggarakan Seminar Nasional Riset dan Pendidikan Matematika

Diposting pada

Magister matematika Pascasarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) selenggarakan seminar nasional riset dan pendidikan matematika di ruang Auditorium gedung B kampus Pakupatan kota Serang Banten.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Dr. Suherman, M.Pd selaku Direktur Pascasarjana Untirta, dihadiri oleh unsur para pimpinan struktural Untirta seperti diantaranya wakil Direktur bidang akademik, ketua program studi (Prodi) magister manajemen, Ketua Prodi magister pendidikan bahasa indonesia, diikuti oleh para dosen, mahasiswa/i dan alumni Prodi magister pendidikan matematika, serta masyaarakat umum baik dari provinsi Banten maupun luar Banten yang berlatar pendidikan matematika. Adapun keynote speakernya / pembicaranya menghadirkan Prof. Dr. Atje Setiawan Abdullah MS., M.Kom yang merupakan guru besar dari universitas Padjajaran (Unpad), Dr. Andika Arisetyawan, M.Si dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Dr. Hepsi Nindiasari, M.Pd dari Untirta, serta dimoderatori oleh Maman Fathurohman, Ph.D. peserta dan pemakalah 205 orang

Pada kesempatan sambutannya Direktur Pascasarjana menyampaikan bahwasanya Prodi magister pendidikan matematika sudah terakreditasi B, seminar nasional ini merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dapat mewujudkan suasana akademis yang dinamis, memperkuat goal Untirta untuk menjadi unggul di kawasan ASEAN pada tahun 2030, beliau menegaskan bahwa akan terus mengembangkan Pascasarjana dengan penambahan-penambahan prodi baru termasuk menambah jenjang pendidikan untuk bisa studi doktoral pendidikan yang belum ini divisitasi oleh Asesor kemenristekdikti, beliau memohon doa restu kepada masyarakat luas agar program doktoral pendidikan disetujui penyelenggaraannya oleh menteri Ristekdikti. Ketua Prodi magister pendidikan matematika Dr. Hepsi Nindiasari, M.Pd menambahkan bahwa seminar nasional merupakan salah satu rangkaian acara dari diesnatalis ke-38 Untirta, merupakan kegiatan yang rutin diselenggarakan tiap tahun oleh Prodinya untuk menambahkan ilmu dan wawasan tentang matematika kepada mahasiswa/inya maupun juga kepada masyarakat luas, beliau menerangkan bahwa selain seminar juga akan ada sesi paralel untuk persentasi paper pemakalah yang berjumlah 205 orang.

Para pembicara/narasumber pada saat pemaparan materi menyampaikan beberapa hal penting seperti diantaranya tentang etnomatematika dan pembelajaran matematika yang mendukung penguatan karakter bangsa, adapun definisi etnomatematika yaitu matematika yang dipraktekan diantara kelompok budaya seperti masyarakat nasional, suku, kelompok buruh, anak-anak dari kelas tertentu dan kelas profesional, definisi lain menyebutkan etnomatematika merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajarati dan mengaitkan matematika yang masih bersifat intrinsik dan implisit dari suatu produk budaya dan kearifan lokal dengan sudut pandang keilmuan matematika secara formal, memaparkan materi tentang beberapa contoh etnomatematika di masyarakat Indonesia pada khususnya masyarakat suku sunda dalam mengukur volume dikenal dengan kata-kata sakulak yang setara dengan 1 liter, sagantang setara dengan 10 liter dan sakeupeul setara dengan 3 cm kubik, dalam mengukur luas yakni tumbak sama dengan 14 meter persegi dan bau sama dengan 5000 meter persegi, dalam mengukur kelompok yakni sakompet setara dengan 10 lembar dan sabeungkeut setara dengan 10 sampai dengan 20 biji, dalam mengukur satuan yakni sajodo yaitu terdiri dari 2 jenis yang berbeda, salosin yaitu sama dengan 12 buah, sakodi sama dengan 20 buah, salikur sama nilainya dengan 21 angka biasa, salawe sama nilainya dengan 25 angka biasa, sawidak sama nilainya dengan 60 angka biasa, salaksa sama nilainya dengan 100 angka biasa, sakeuti sama nilainya dengan 1000 angka biasa, saeuheum setara dengan tak terhingga. Narasumber menerangkan tentang desain penelitian etnomatematika murni adalah dengan mengiriskan antropologi budaya dengan matematika dan pemodelan matematika, produk akhir etnomatematika murni lebih berfokus pada pemodelan matematikanya untuk menjelaskan suatu fenomena yang sebelumnya non formal, sedangkan desain etnomatematika pembelajaran perlu adanya sedikit modifikasi kajian antropologi budaya dengan menggunakan prinsip etnografi dan produk akhirnya lebih kepada menghasilkan perangkat pembelajaran seperti bahan ajar dan media yang memuat konsep-konsep matematika dari sebuah produk budaya beserta nilai-nilai kearifan lokal yang mendasarinya.

Setelah pemaparan materi acara dilanjutkan dengan penyerahan penghargaan kepada para narasumber dan diakhiri dengan persentasi dari para pemakalah yang menulis tentang penelitian ilmiah di bidang matematika pada kelas-kelas yang telah disediakan oleh panitia.